Demi Wifi, Siswa Belajar di Balai Desa
Seperti di Kelas, Hanya Beda Ruangan
MOJOKERTO, Jawa Pos – Tujuan pembelajaran daring (dalam jaringan) yang diberlakukan selama masa pandemi tidak tercapai di banyak daerah di Indonesia. Siswa yang semestinya belajar dari rumah agar tetap bisa menjaga jarak dan tidak berkerumun justru berkumpul di suatu tempat yang memiliki jaringan internet. Di antaranya, warung kopi dan balai desa.
Contohnya, puluhan pelajar yang menumpang belajar di Balai Desa Sidoharjo, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto, kemarin (22/7). Suasana belajar seperti di kelas tetap terjadi. Misalnya, duduk berdekatan di satu meja. Kondisi seperti itu memang menjadi urusan pelik orang tua yang tidak mampu menyediakan jaringan internet di rumah. Di sisi lain, siswa dituntut mempelajari materi dan mengerjakan tugas dengan mengakses internet.
Di Sidoharjo, sudah dua bulan terakhir siswa belajar di kantor kepala desa. Mereka terbagi dalam dua kelompok. Yakni, pagi dan sore. ’’Tadi pagi (kemarin, Red) itu sekitar 8 siswa dan sorenya 30 siswa,’’ ungkap Kepala Desa
Sidoharjo Rif ’an Hanum. Pembelajaran pagi biasanya dimulai pukul 08.00–11.00. Sementara itu, sorenya mulai pukul 15.00– 17.00. Sebelum belajar dan memasuki ruangan, mereka wajib menerapkan protokol kesehatan. Yakni, mencuci tangan terlebih dahulu dengan sabun atau cairan pembersih tangan.
’’Mereka juga wajib memakai masker,’’ ujarnya. Hanya, saat belajar, para siswa tidak didampingi seorang pendamping atau guru. Mereka sekadar belajar sesuai dengan tugas yang diberikan sekolah atau guru melalui daring. Mata pelajaran (mapel) setiap hari berbeda. ’’Ada matematika, fisika, dan mapel lainnya,’’ ungkap Nabila Nur Aini, salah seorang siswi.
Namun, ketika ada pelajaran yang tidak dimengerti, dia mengaku tidak bisa lagi bertanya secara langsung kepada guru. Sebab, guru dan siswa kini dipisahkan ruang dan waktu. ’’Biasanya tanya ke wali kelas melalui telepon,’’ imbuhnya. Atau, bertanya kepada teman melalui grup aplikasi pesan singkat. ’’Biasanya guru ngasih materi lewat video. Kadang juga melalui tulisan biasa gitu. Tapi, kadang kalau susah tanya temanteman,’’ jelasnya.
Dia sebenarnya sangat rindu dengan guru dan sekolah. ’’Awalnya, saya belajar di rumah menggunakan paket data. Tapi, karena di balai desa tersedia wifi gratis, saya belajar di sini,’’ tandasnya.