Potongan Cepak Jadi Tren Selama Pandemi
SURABAYA, Jawa Pos - Masa pandemi yang tak kunjung selesai juga berdampak pada kaum laki-laki yang ingin pangkas rambut. Masih parno dengan keadaan luar, tidak sedikit orang yang akhirnya tidak memangkas rambutnya. Atau, mereka lebih memilih memotong rambut mereka sendiri di rumah dengan gaya apa adanya.
Namun, berbagai protokol kesehatan yang sesuai dengan anjuran pemerintah kini sudah banyak diterapkan di barbershop. Salah satunya terlihat di Paxi Galaxy Mall kemarin (22/7). Meski sudah dicek suhu ketika memasuki mal, untuk memasuki outlet tersebut, pengunjung tetap dicek kembali. Pengecekan suhu tubuh sampai pemakaian hand sanitizer menjadi wajib meski sudah dilakukan saat melewati pintu mal.
Hal itu pun berlaku untuk para staf. ”Untuk para staf, kami bekali dengan face shield, masker, hingga sarung tangan. Ini menjadi hal yang paling wajib karena kami ingin protokol kesehatan berjalan dengan tertib,” jelas Kukuk F. Soeharno, owner Paxi Galaxy Mall.
Selain protokol yang diterapkan untuk pengunjung dan staf, setiap alat yang digunakan untuk memotong selalu dibersihkan dengan disinfektan. ”Jadi, begitu pengunjung selesai pangkas, semuanya langsung kami lap dengan disinfektan. Mulai kursi, alat potong, sampai handuknya juga,” tambahnya.
Pemakaian kursi juga dibatasi. Meski total ada empat kursi yang tersedia, yang dipakai saat melakukan pemotongan rambut secara bersamaan hanya dua kursi. ”Kami baginya dua-dua. Misalnya, hari ini kursi 1 dan 3, untuk besok, kursi 2 dan 4. Itu juga berlaku untuk hitungan staf pemangkas,” sambungnya.
Pembatasan yang ketat itu ternyata juga memengaruhi tren gaya rambut yang dipilih para pelanggan yang datang. Kukuk menjelaskan bahwa selama masa pandemi, 70 persen pelanggannya memilih gaya potong cepak. ”Kalaupun ada yang nggak mau hampir gundul, mereka tetap memilih gaya rambut pendek yang benar-benar rapi. Itu ternyata untuk mengurangi durasi mereka kembali potong rambut lagi,” jelasnya.