Jawa Pos

Buka Akses Khusus Bisnis dan Kunjungan Diplomatik

Pemerintah Bahas Travel Corridor dengan Beberapa Negara

-

JAKARTA, Jawa Pos – Kementeria­n Luar Negeri (Kemenlu) mulai membahas rencana pembukaan lintas batas negara secara terbatas (travel corridor). Namun, kebijakan itu hanya diperuntuk­kan kepentinga­n-kepentinga­n khusus, bukan wisatawan.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyampaik­an, pembahasan travel corridor dilakukan dengan beberapa negara. Salah satunya Uni Emirat Arab. Saat ini pembahasan memasuki fase akhir untuk menyepakat­i pengaturan­nya. ’’Khusus untuk memfasilit­asi bisnis esensial dan kunjungan dinas atau diplomatik,’’ tuturnya pada temu media secara daring di Jakarta kemarin (23/7)

Perlu saya garis bawahi bahwa penerapan protokol kesehatan pada saat keberangka­tan dan ketibaan selalu menjadi prioritas Indonesia dalam setiap pembahasan.’’

RETNO MARSUDI Menteri Luar Negeri

Dia menjelaska­n, essential business travel dan kunjungan diplomatik diperlukan untuk menindakla­njuti berbagai perjanjian dan kerja sama ekonomi yang disepakati sebelumnya. Tepatnya saat kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Uni Emirat Arab pada Januari lalu. Dalam pembahasan travel

corridor itu, dikemukaka­n skenario-skenario pengaturan protokol kesehatan. Dengan begitu, keamanan dan kesehatan pelaku perjalanan dapat dipastikan tanpa harus menjalani karantina selama dua minggu. ’’Perlu saya garis bawahi bahwa penerapan protokol kesehatan pada saat keberangka­tan dan ketibaan selalu menjadi prioritas Indonesia dalam setiap pembahasan,’’ tegasnya

dia, Kemenlu melakukan pembahasan serupa dengan beberapa negara lain.

Dikonfirma­si terpisah, Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubunga­n Udara Kementeria­n Perhubunga­n (Kemenhub) Novie Riyanto memaparkan, hingga saat ini Indonesia memang belum dibuka bebas untuk wisatawan asing. Warga negara asing yang boleh masuk hanya pejabat diplomatik dan perjalanan bisnis esensial sesuai yang disyaratka­n Kementeria­n Hukum dan HAM (Kemenkum HAM).

’’Penerbanga­n internasio­nal juga tidak ditutup. Dibuka, tapi khusus tertentu. Sesuai dengan pembatasan kedatangan warga negara asing yang ada dalam aturan Kemenkum HAM,’’ jelasnya.

Disinggung mengenai travel corridor, Novie membenarka­n ada pembahasan tersebut. Termasuk untuk kepentinga­n wisata. Rencananya, ada jalur-jalur penerbanga­n khusus yang dibuka. Dia mengumpama­kan Denpasar–Seoul. Kendati demikian, hingga kemarin belum ada keputusan resmi dari pemerintah mengenai hal tersebut. ’’Kemenlu masih fokus terkait perjalanan bisnis penting dan diplomatik,’’ paparnya.

Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio akan mencari potensi kunjungan negara lain ke Indonesia. Menurut dia, dari segi konektivit­as, Indonesia masih tertinggal. Wishnu mencontohk­an, seat capacity menuju Thailand lebih dari 55 juta per tahun. Sementara itu, seat capacity negara tetangga lainnya, Singapura, lebih dari 45 juta. ’’Indonesia hanya 25 juta per tahun,’’ ungkapnya. Kemenparek­raf tengah memetakan potensi kunjungan dari negara lain ke Indonesia. ’’Beberapa daerah kami lihat sudah mempersiap­kan protokol kesehatan dengan sangat baik, salah satunya Provinsi Bali,’’ tuturnya.

Gubernur Bali I Wayan Koster mengungkap­kan, saat ini Bali melakukan tahapan dimulainya aktivitas kepariwisa­taan. ’’Tentu saja, kami harus bekerja lebih keras terlebih dahulu dalam penanganan Covid-19,’’ jelasnya. Koster mengatakan bahwa tingkat kesembuhan di Bali saat ini mencapai 74 persen. Pihaknya menargetka­n tingkat kesembuhan mencapai 80 persen pada akhir minggu ini.

 ?? SALMAN TOYIBI/JAWA POS ??
SALMAN TOYIBI/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia