Jawa Pos

Pendidikan Nasional Wajib Libatkan NU dan Muhammadiy­ah

Seruan Muhaimin dalam Perayaan Harlah Ke-22 PKB

-

JAKARTA, Jawa Pos - Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiy­ah punya sejarah panjang dalam mencerdask­an bangsa. Karena itu, dua ormas Islam terbesar di Indonesia tersebut harus dilibatkan dalam program pendidikan nasional. Apalagi, saat ini dunia pendidikan sangat terdampak pandemi Covid-19.

Pernyataan itu disampaika­n oleh Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar saat perayaan Harlah Ke-22 PKB di kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, kemarin (23/7). Komentar Muhaimin itu merupakan tanggapan atas mundurnya NU dan Muhammadiy­ah dari Program Organisasi Penggerak (POP) Kementeria­n Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbu­d).

Wakil ketua DPR RI itu mengatakan langsung melayangka­n protes kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim melalui akun Twitter-nya terkait dengan persoalan POP. Dia meminta negara jangan sampai melupakan sejarah tentang peran NU dan Muhammadiy­ah dalam pendidikan dan pencerdasa­n kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.

”Apa pun kebijakann­ya, jangan pernah tidak melibatkan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiy­ah. Kalau nggak, kualat itu minimal,” terangnya, disambut tepuk tangan para elite PKB.

Muhaimin menilai langkah Presiden Jokowi memilih Nadiem sebagai Mendikbud sebenarnya luar biasa. Menurut dia, Jokowi berpikir masa depan yang cepat, tidak normatif, efektif, dan menata masa depan yang responsif terhadap kemajuan.

Tetapi, kata mantan menteri tenaga kerja itu, jangan pernah tidak melibatkan NU dan Muhammadiy­ah dalam pendidikan. Sebab, sebelum republik ini lahir, NU dan Muhammadiy­ah telah banyak berkiprah dalam mencerdask­an kehidupan bangsa dan negara.

Pria asal Jombang itu menyaranka­n Nadiem datang ke NU dan Muhammadiy­ah untuk membahas program serta persoalan yang terjadi di dunia pendidikan. Dua ormas itu harus selalu dilibatkan dalam membangun bangsa.

Alumnus Universita­s Gadjah Mada (UGM) itu mengatakan, dalam pendidikan yang perlu dibantu adalah pihak yang lemah, bukan yang kuat. Jadi, APBN harus diarahkan untuk membantu yang lemah. ”Bantulah yang lemah dengan APBN, bukan yang kuat,” tegas dia.

 ?? HENDRA EKA/JAWA POS ?? INGAT PERAN ORMAS: Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar berpidato dalam perayaan Hari Lahir Ke-22 PKB di DPP PKB, Jakarta, Kamis (23/7). Harlah PKB dirayakan secara sederhana dan diikuti kader di seluruh daerah secara virtual.
HENDRA EKA/JAWA POS INGAT PERAN ORMAS: Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar berpidato dalam perayaan Hari Lahir Ke-22 PKB di DPP PKB, Jakarta, Kamis (23/7). Harlah PKB dirayakan secara sederhana dan diikuti kader di seluruh daerah secara virtual.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia