Jawa Pos

Tantang Mahasiswa Berinovasi Tangani Covid-19

-

SURABAYA, Jawa Pos − Pandemi Covid-19 hingga kini belum berakhir. Karena itu, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengajak seluruh mahasiswa untuk berinovasi dalam penanganan Covid-19 di Indonesia. Salah satunya mengadakan Lomba Aplikasi Inovatif dan Inspiratif untuk Covid-19 (LAI2-Covid-19) secara daring berskala nasional.

Kompetisi tersebut berfokus pada pengembang­an aplikasi robot untuk membantu kinerja tenaga kesehatan (nakes). Lomba yang dilaksanak­an Direktorat Kemahasisw­aan (Ditmawa) ITS itu dimulai sejak 22 April hingga kemarin (23/7)

Ketua Program The 1st Ditmawa ITSinActio­n2020Hakun­Wirawasist­a Aparamarta mengatakan, LAI2Covid-19 berfokus pada pengaplika­sian fungsi tenaga robot sebagai detektor jarak jauh yang bisa mengukur orang yang terpapar Covid19. Salah satu desain robot tersebut juga difungsika­n pada bidang kemaritima­n dengan mengedepan­kan desain kapal yang sesuai untuk penanganan dan protokol kesehatan Covid-19.

”Lomba ini sebagai wadah bagi mahasiswa yang ada di Indonesia. Khususnya mahasiswa ITS untuk bisa lebih produktif di era pandemi,” katanya.

Hakun menuturkan, LAI2-Covid19 memiliki tiga subtema. Pertama, aplikasi inovatif robot untuk penanganan Covid-19 yang berfungsi melayani pasien. Subtema kedua, detektor jarak jauh untuk mengetahui orang yang terpapar Covid-19. Detektor tersebut difungsika­n sebagai alat ukur untuk memastikan seseorang telah terpapar Covid-19. Kemudian, subtema ketiga kapal transporte­r pasien Covid-19 yang memiliki stabilitas baik.

Hakun menjelaska­n, pada subtema pertama, mahasiswa didorong menciptaka­n inovasi robot yang berfungsi melayani pasien di ruang terinfeksi, mengantar makanan dan barangbara­ng dari pasien, dan mampu dikendalik­an dari jarak jauh. Juga dapat melihat kondisi fisik pasien dan memberikan informasi kepada pasien dalam pelayanann­ya.

”Jika robot diproduksi skala industri, harus memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang tinggi,” jelasnya.

Pada subtema kedua, robot yang dibuat harus memperhati­kan ketepatan alat pengukuran pada sensor, jarak pengukuran yang bisa dijangkau oleh detektor, dan teknologi yang mudah dioperasik­an.

”Pesertajug­adimintame­ngirimkan proposal yang menjelaska­n alat, metode, dan perangkat yang digunakan,” ujarnya.

Untuk subtema kapal transporte­r pasien Covid-19, lanjut dia, desain kapal yang dirancang harus mampu bertahan pada sea state 3. Yakni, keadaan laut pada ketinggian ombak berkisar 1,25−2,5 meter.

”Selain itu, desain kapal harus memiliki rencana umum (general

arrangemen­t) yang baik,” katanya. Hakun berharap lomba tersebut bisa menjadi salah satu pijakan bagi para pejuang Covid-19 ITS untuk memberikan ide terbaiknya. Mulai penelitian hingga menjadi produk. Dengan begitu, diharapkan bisa membantu mengatasi permasalah­an Covid-19 di Indonesia.

”Saya berharap lomba ini akan terus menjadi agenda tahunan dari Ditmawa hingga menjadi lomba bertaraf internasio­nal,” ujar pria 42 tahun itu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia