Langsung Karantina 36 Warga Reaktif di Hotel
SURABAYA, Jawa Pos – Rapid dan swab test diadakan Pemkot Surabaya di Kelurahan Dukuh Setro, Kecamatan Tambaksari, kemarin (23/7). Uji medis itu dilakukan di tiga wilayah RW. Total ada 232 warga yang ikut serta. Sebanyak 36 orang di antaranya harus dikarantina setelah hasil tesnya reaktif.
Uji cepat tersebut berlangsung di RW 1, 2, dan 3. Pemecahan pos pemeriksaan itu dimaksudkan untuk mengantisipasi penumpukan antrean di satu titik. Lokasinya berada di balai RW dan salah satu TK di sana. Camat Tambaksari Ridwan Mubarun mengatakan, total kuota yang disediakan adalah 500 orang. ’’Jadi, ini memang instruksi Bu Risma langsung. Tes untuk warga Kelurahan Dukuh Setro,” katanya.
Selain rapid test, di lokasi disediakan uji usap. Warga yang hasilnya reaktif langsung dibawa ke lokasi swab test di RW 2. Ambulans milik puskesmas disiagakan untuk wira-wiri. Ridwan menyebut setelah warga yang reaktif di-swab, mereka dibawa menuju hotel tempat karantina yang sudah disediakan pemkot.
Hal itu dilakukan untuk mencegah penularan lebih banyak lagi. Sebab, menunggu hasil usap butuh waktu 3–5 hari. Ridwan mengatakan, cara itu lebih efektif. Kalau diperbolehkan pulang dulu, dikhawatirkan ada interaksi dengan orang lain. ’’Meskipun rumahnya memadai untuk isolasi mandiri, hal itu tidak menjamin,” ujarnya.
Selain untuk pelacakan penularan Covid-19 di kawasan Dukuh Setro, rapid test boleh diikuti warga yang membutuhkannya untuk keperluan lain. Misalnya, membutuhkan surat hasil tes untuk kuliah atau kerja.
Sayangnya, ada pula yang harus menahan keinginan untuk melanjutkan urusannya karena hasil tes reaktif. Misalnya, yang dialami Akbar Putra. Warga Mulyorejo tersebut hendak melanjutkan mondoknya di Lirboyo, Kediri.
Bocah yang duduk di bangku SMP itu memang belum diperbolehkan berangkat ke Kediri. ’’Dari Surabaya dan Jakarta harus bawa surat tes dulu,” katanya. Namun, setelah menjalani tes, hasilnya reaktif. Akbar yang datang bersama kakaknya pun tidak bisa menahan air matanya.
Hal yang sama dirasakan salah seorang calon mahasiswa, Pandu. Saat UTBK gelombang pertama, hasil tesnya reaktif. Kemudian, uji cepat kemarin hasilnya juga sama, masih reaktif. Dia pun terancam tidak bisa ikut UTBK. ’’Ngikuti prosedur saja, yang penting sehat dulu,” tuturnya.
Meskipun rumahnya memadai untuk isolasi mandiri, hal itu tidak menjamin.”
RIDWAN MUBARUN Camat Tambaksari