Sidoarjo Menuju Sport City Berkelas Dunia
SIDOARJO, Jawa Pos - Kabupaten Sidoarjo sangat berpotensi menjadi kota berkelas internasional dalam berbagai bidang. Salah satunya, olahraga.
”Sidoarjo potensial menjadi sport city,” kata Calon Bupati Achmad Amir Aslichin (Mas Iin). Entrepreneur muda yang sukses mendirikan dan mengembangkan beberapa perusahaan itu telah menyiapkan secara matang menuju ke sana.
Sidoarjo memiliki bandara, terminal, dan stasiun. Bahkan, akses tol pun mudah. Karena itu, Sidoarjo mampu menjadi tempat pemusatan latihan beragam cabang olahraga. Juga arena uji coba tim-tim dari luar daerah dan luar negeri. Menyelenggarakan event sport bertaraf internasional pun bisa. Termasuk, menjadi tempat pendidikan dan pelatihan atlet sekaligus pembinaan calon atlet usia dini.
Klub olahraga banyak. ”Di sini lahan masih luas. Sangat bisa digunakan,” ujar Ketua DKW Garda Bangsa Jatim itu.
Sport city, lanjut Mas Iin, tentu tidak berdiri sendiri. Akan terjadi efek ganda setelah sport city terwujud. Di antaranya, sektor wisata, pendidikan, perdagangan, bahkan industri akan ikut terdorong. Tentu saja pengembangan sport
pasti melibatkan desadesa di Kota Delta. Itu kesempatan bagi badan usaha milik desa (BUMDes) untuk berkiprah.
BUMDes bisa membangun venue olahraga, seperti gedung serbaguna, kolam renang, lapangan bulu tangkis, basket, dan lapangan voli. BUMDes lah yang nantinya mengelola sarana olahraga tersebut dan bisa menjadi sumber pendapatan baru. Sebab, olahraga menjadi sarana rekreasi dan tontonan untuk menghibur keluarga. Pengelolaannya bisa melibatkan warga yang ahli maupun mantan atlet cabang olahraga tertentu. Dengan begitu, sang tokoh olahraga akan terus terlibat aktif membina anak-anak usia dini. Pemerintah akan siap menghibahkan bantuan keuangan khusus ke desa-desa untuk sarana dan prasarana latihan. Stakeholder yang digandeng pun jelas. Di Sidoarjo, ada Smanor Jatim. KONI Sidoarjo juga bekerja sama dengan Unesa untuk pendampingan sport science. Mas Iin yakin Sidoarjo pantas menjadi kota pengembangan diklat olahraga atau akademi sebagai pusat pembinaan anak usia dini untuk bisa menjadi atlet. Fasilitas asrama dan sekolah formal dibuat di satu kawasan. Agar memudahkan siswa didik untuk lebih fokus. Namun, untuk menuju sport city, harus didukung peraturan perundang-undangan beserta infrastruktur pendukung. Semisal fasilitas umum dan sosial harus layak menjadi tempat berolahraga. ”Pembangunan apa pun sebaiknya bisa multifungsi. Ramah untuk menyehatkan pengguna dan lingkungan sekitarnya,” tambah anggota Komisi B DPRD Jatim tersebut.