Pasien Sembuh Capai 58 Persen
Tambahan Kasus Covid-19 di Jatim Masih Tinggi
SURABAYA, Jawa Pos – Penanganan pasien positif coronavirus disease (Covid-19) di Jatim makin menunjukkan tren positif. Selama sepekan terakhir, penambahan pasien sembuh Covid-19 lebih tinggi daripada tambahan kasus baru.
Tak hanya itu, jumlah zona merah Covid-19 di Jatim juga makin berkurang. Meski demikian, persebaran virus yang belum ada vaksinnya tersebut patut diwaspadai. Buktinya, tambahan pasien positif juga tinggi. Sebab, persoalan di wilayah hulu belum tuntas diatasi.
Berdasar data terakhir tadi malam, jumlah pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh/negatif sudah mencapai 11.541 orang atau hampir 58 persen. Angka itu jauh lebih tinggi daripada jumlah pasien positif yang sedang dirawat, yakni 7.152 orang. Selain itu, selama sepekan terakhir, penambahan pasien sembuh lebih tinggi jika dibandingkan tambahan pasien baru.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memberikan apresiasi tinggi kepada semua pihak atas capaian tersebut. ’’Angka kesembuhan selama dua hari cukup tinggi. Di atas 600 orang. Selain itu, sudah 30 daerah di Jatim yang tingkat kesembuhannya di atas 50 persen,’’ tuturnya.
Dia menyebutkan, perkembangan positif tersebut tak lepas dari beragam strategi yang dilakukan. Salah satunya, penerapan one gate referral system atau sistem rujukan satu pintu di seluruh RS rujukan di Jatim.
Meski jumlah pasien sembuh makin tinggi, PR besar pencegahan persebaran Covid-19 di Jatim belum tuntas. Sebab, hingga kini, jumlah pasien baru terus bertambah. Misalnya, kemarin. Ada tambahan 357 kasus anyar.
Pakar Epidemologi Universitas Airlangga (Unair) Dr Windhu Purnomo mengatakan bahwa penambahan kasus baru yang tinggi menunjukkan persebaran virus masih ada. ”Terutama wilayah hulu. Ini harus diperhatikan,’’ ucapnya.
Dia menuturkan, situasi tersebut tak lepas dari masih banyaknya pasien terjangkit Covid-19 yang belum terungkap. Mereka menyebar di masyarakat. Salah satunya, orang tanpa gejala. Secara medis, mereka positif Covid-19, tetapi tetap terlihat normal. Padahal, orang seperti itu berpotensi jadi penular.
Karena itu, kata Windhu, pemerintah harus tetap mewaspadai wilayah hulu. Tracing terhadap masyarakat sangat penting. Langkah tersebut mengungkap kasus positif di bawah permukaan sehingga bisa segera dilakukan penindakan. ’’Jangan sampai hulu dikesampingan. Itu akan menjadi penyuplai kasus positif secara terus-menerus,’’ ujarnya.
Situasi tersebut juga diakui oleh pemprov. Karena itu, jajaran satgas masih menggiatkan testing (pemeriksaan) hingga tracing (penelusuran) kepada warga yang berisiko terjangkit virus korona. Tujuannya, mengungkap sebanyakbanyaknya kasus positif di bawah.