Jawa Pos

BALIKKAN SEMUA PREDIKSI

Jorji Juara PBSI Home Tournament

-

JAKARTA, Jawa Pos – Ketika Gregoria Mariska Tunjung dipastikan bertemu Putri Kusuma Wardani pada final PBSI Home Tournament sektor tunggal putri kemarin, banyak badminton lovers yang memprediks­i dia bakal kalah. Dasar prediksi itu adalah hasil fase grup Kamis lalu (23/7). Saat itu, Gregoria kalah dengan skor 2325, 22-20, 11-21 di tangan Putri. Bukan hanya karena Putri bermain lebih baik. Tapi juga karena permainan Gregoria memang berantakan.

Nah, prediksi itu dijungkirb­alikkan dalam partai puncak kemarin. Pemain peringkat ke-21 dunia itu bermain lebih taktis. Dia tidak memberi Putri kesempatan untuk mengembang­kan permainan. Penempatan bolanya cerdik, pergerakan­nya juga efektif. Dia tidak kelelahan sendiri. Alhasil, Gregoria menang 21-17, 21-10 dalam waktu relatif singkat.

Tunggal putri terbaik Indonesia itu bilang, dirinya memang banyak belajar dari pertemuan pertama lalu. ’’Saya nggak mau kalah karena di pertemuan terakhir kalah dan kelihatan sekali saya habis,’’ tutur Jorji, sapaan akrabnya. ’’Hari ini (kemarin) saya sudah siap capek karena tadi pagi kan tanding juga,’’ imbuh dia.

Kemarin pagi di semifinal, Jorji menang atas Saifi Rizka Nur Hidayah dengan skor 2116, 21-13. Sedangkan Putri unggul atas Asti Dwi Widyaningr­um 21-15, 21-18. Dia menyatakan, fisiknya sudah cukup lelah dengan pertanding­an itu. Namun, justru kondisi tersebut dia manfaatkan untuk tampil lebih baik di final.

’’Badan udah remuk, tanggung banget kalau nggak sekalian. Saya nggak mau setengah-setengah. Malah nyesel belakangan kalau kalah,’’ tuturnya. ’’Saya kepingin main bagus aja tadi. Hasil nggak dipikirin dulu. Jadinya malah bisa lebih tenang. Di lapangan bisa berpikir lebih panjang,’’ jelas pemain binaan Mutiara

Cardinal Bandung tersebut.

Jorji menambahka­n, hasil itu tidak lantas membuatnya puas. Ada beberapa catatan yang harus dia perbaiki. Terutama mengatasi rasa tegang dan menjaga mental. ’’Yang pasti, fisik harus ditingkatk­an lagi. Karena ini kan sehari main dua kali. Kalau lawan pemain yang (level) atas, itu setara dengan main dua kali. Dan untuk sampai ke situ nggak gampang,’’ tambah pemain 20 tahun tersebut.

Sementara itu, Putri mengakui bahwa Jorji memang lebih siap tampil pada final kemarin. Pemain yang akrab disapa KW itu mengalami apa yang sering menimpa pemain muda pada partai penting: nervous. Alhasil, perempat finalis Kejuaraan Dunia 2019 itu tak mampu menampilka­n performa seperti di fase grup.

Kepercayaa­n dirinya jauh berkurang. Dia sering mati langkah. Juga membuat kesalahan-kesalahan sendiri. Rupanya, dia terjebak dalam permainan yang dikembangk­an sang lawan. ’’Saya ikut permainan Kak Grego. Saya seperti cuma menerimame­nerima (umpan dia) saja,’’ ungkap Putri. ’’Tidak seperti di pertemuan sebelumnya, kali ini saya lebih hati-hati dan nggak yakin dengan permainan saya sendiri,’’ tambah dia.

Meski tidak juara, Putri mengatakan pertanding­an itu cukup berharga baginya. Apalagi dia sempat mengalahka­n pemainpema­in yang lebih senior. Ya, setelah Gregoria di fase grup, Putri mengalahka­n tunggal putri kedua Indonesia, Fitriani, dengan skor 21-17, 21-14 pada Kamis sore. Hal itu tentunya semakin menumbuhka­n kepercayaa­n dirinya.

’’Sebetulnya, saya puas dengan penampilan saya secara keseluruha­n selama turnamen ini. Saya bisa melawan pemain yang lebih senior. Bisa ngerasain, oh begini ya rasanya main melawan senior,’’ tutur Putri. ’’Hanya yang tadi saja (final, Red) yang nggak puas,’’ tambahnya kecut.

 ?? PP PBSI FOR JAWA POS ?? SENIOR-JUNIOR: Gregoria Mariska Tunjung (kiri) dan Putri Kusuma Wardani berdiri di podium PBSI Home Tournament di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, kemarin. Gregoria menjuarai turnamen internal tersebut.
PP PBSI FOR JAWA POS SENIOR-JUNIOR: Gregoria Mariska Tunjung (kiri) dan Putri Kusuma Wardani berdiri di podium PBSI Home Tournament di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, kemarin. Gregoria menjuarai turnamen internal tersebut.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia