Polisi Bekuk Kelompok Pejudi yang Menang Terus
Akali Permainan dengan Menjadi Peserta di Satu Meja
SURABAYA, Jawa Pos – Sepuluh pejudi online ditangkap polisi. Dalam aksinya, kelompok itu bermain rapi. Mereka tidak pernah kalah. Polisi menyebut pengungkapan tersebut bukan untuk melindungi situs judi online yang terus merugi besar oleh komplotan itu.
Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sudamiran menjelaskan, sindikat tersebut bermain judi spesialis jenis baccarat. Yang menarik, mereka tidak asal main. ”Kelompoknya terorganisasi,” katanya kemarin (24/7).
Sudamiran menuturkan, komplotan itu punya pemimpin. Yakni, Billy Prakarsa. Dia yang mengendalikan sembilan tersangka. ”Ada bosnya. Bisa dibilang sindikat,” ucap polisi dengan dua melati di pundak tersebut.
Billy, kata dia, merekrut sembilan tersangka sebagai anak buah. Yaitu, Suwandi, Indra, Johan, Gentar Kondang, Acong Rangga, Ahmad Fathoni, Rian Almeica, Ahmad Syuhada, dan Maurice. Mereka dibagi menjadi tiga kelompok. Masing-masing kelompok terdiri atas tiga orang.
Sudamiran menuturkan, dua di antara tiga kelompok dijadikan sebagai petaruh. Satu lainnya ditugasi sebagai administrator. Kelompok itu diberi tugas mengurusi keperluan kelompok petaruh. Misalnya, uang untuk modal bertaruh di situs judi online.
Lebih lanjut, dia memaparkan, dua kelompok petaruh adalah eksekutor. Mereka yang bermain di situs judi online. Setiap anggota kelompok mengelola 20 situs. ”Jadi, situs yang mereka pakai ratusan,” terangnya.
Kelompok petaruh itu memanfaatkan celah judi baccarat online. Mereka awalnya mendaftarkan diri sebagai pejudi seperti biasa. Mulai mengisi biodata sampai memasukkan nominal modalnya.
Namun, kelompok itu cerdik. Mereka bermain bersama sebagai peserta. ”Misal semeja ada empat player. Itu mereka semua yang main. Otomatis menang atau kalah tidak berpengaruh,” paparnya.
Kanitjatanras Polrestabes Surabaya Iptu Agung Kurnia Nugraha menambahkan, para pelaku memang tidak mengincar untung dari kemenangan. Tetapi, mereka menyasar bonus atau cashback bermain. ”Taruhlah total modal main dimenangkan salah satu player. Yang lainnya akan dapat bonus kekalahan. Itu yang dicari,” jelasnya.
Menurut dia, penindakan yang dilakukan bukan untuk melindungi situs judi online. Namun, lebih pada menindak trik pelaku untuk meraih keuntungan. Agung menegaskan bahwa pihaknya saat ini tetap mencari bandar dari situs yang dipakai. ”Namanya judi ya dilarang. Jelas undang-undangnya,” ujarnya.
Agung menyebut modus itu tergolong jarang ditemukan. Dia mengaku akan terus menelusuri jaringan Billy sebagai pengendali. Bukan tidak mungkin dia punya jaringan dengan kelompok lain. ”Dikembangkan terus,” ucap alumnus Akpol 2013 tersebut.
Dia mengatakan, pengembangan tidak hanya ditujukan kepada player lain yang memakai trik serupa. Tetapi, juga omzet kelompok yang dipimpin Billy. ”Ada buku rekapan yang kami sita. Masih dipelajari,” sebutnya. Menurut keterangan awal para tersangka, omzet yang didapat dalam sebulan tidak tentu. Yang pasti, keuntungan dalam sepekan lebih dari Rp 15 juta.