Tampilkan Rupa Kehidupan Sosial Masyarakat Madura
SURABAYA, Jawa Pos – ’’Itu merupakan gambaran budaya asli di Madura,’’ ujar seniman Triyoso Yusuf saat ditemui. Dia menjelaskan mengenai pameran lukisan virtual di media sosial miliknya. Pameran itu bertema Pesona Madura yang merupakan terjemahan visual sisi sosial dan budaya masyarakat Madura. Pameran virtual tersebut dilangsungkan sejak Rabu (22/7).
Pameran virtual itu menampilkan 10 lukisan beraliran figuratif penuh warna. Semua berlatar kehidupan masyarakat berdarah Madura. Mulai rupa alam, masyarakat, hingga busana khas Madura pada kumpulan lukisan itu. Baik di Madura secara langsung maupun masyarakat Madura yang tinggal di luar Pulau Garam.
’’Sebab, saya tinggal di Surabaya yang banyak dijumpai masyarakat berdarah Madura. Jadi, inspirasinya banyak dari sini,’’ ujarnya.
Triyoso menjelaskan makna pada lukisan-lukisan tersebut. Sebagian diterjemahkan dari sisi tradisional masyarakat Madura yang masih bertahan hingga kini. Misalnya, budaya, busana, dan makanan tradisional. Misalnya, dua lukisan berjudul Penjual Ikan Asap. Lukisan itu terinspirasi dari penjual ikan asap berdarah Madura di Pasar Bok Abang, Banyu Urip, Surabaya.
’’Mereka masih menggunakan cara tradisional untuk menjajakan dan mengasap ikannya. Begitu pula dengan busana yang digunakan,’’ ujar pria asli Jombang itu.
Ada juga lukisan berjudul Pecinta Merpati yang menampilkan satu keluarga berdarah Madura yang hobi memelihara burung merpati. Triyoso memaknai dari sisi kehidupan dan perilaku mereka seharihari. Dia mengaku sangat mengagumi keramahan mereka. ’’Maknanya jangan menghakimi sifat orang dari asal usul mereka. Sebab, masyarakat kita sering berprasangka buruk dulu,’’ papar pria asal Jombang itu.
Pesona Madura merupakan satu di antara lima tema kumpulan lukisan budaya Jawa
Timur miliknya. Ada empat tema budaya lagi yang akan dipamerkan secara virtual. Yakni, budaya Mataraman, Arek, dan Pandalungan. Rencananya, lukisan itu dipamerkan langsung pada Oktober saat hari jadi Jawa Timur. Khususnya jika sudah ada kepastian tentang protokol pergelaran pameran lukisan pada saat pandemi. ’’Karena belum ada kepastian, saya pamerkan virtual dulu sebagian,’’ paparnya.
Melalui lukisannya, dia berharap semakin banyak warga yang peduli terhadap budaya asli. Dimulai dari tempat tinggalnya lebih dulu. ’’Saya sudah membuktikan bahwa nilai budayanya masyarakat Jawa Timur sangat tinggi. Harus dilestarikan,’’ ungkapnya.