Jawa Pos

Tak Gentar Selalu Bersaing dengan Nondifabel

-

WAJAH gadis berhijab itu tampak berbinar saat ditemui pada 11 Juli lalu. Parasnya terlihat cantik dengan make-up yang menghiasi. Dia cukup percaya diri saat menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang dilontarka­n kepadanya.

Kepercayaa­n diri itu cukup membuat lawan bicaranya tidak menyadari bahwa sejatinya Fira adalah penyandang disabilita­s. ’’Ini barusan photo shoot. Alhamdulil­lah, selama pandemi, masih banyak kegiatan,’’ ujar pemilik nama asli Desi Rahmadhani Maghfira Ayu Putri tersebut.

Keterbatas­an yang dimiliki Fira Ayu tak lantas menghalang­inya meraih prestasi di bidang yang diminati. Dia meraih sejumlah prestasi modeling di tingkat lokal hingga nasional. Kini dia juga menjadi di media sosial.

HANAA SEPTIANA, Jawa Pos

Dia memang didampingi sang mama, Esti Yuniarti, saat berkomunik­asi. Sebab, bungsu diantara dua bersaudara itu masih banyak mengandalk­an gerak bibir saat berbicara. Meski, saat ini dia sudah terlatih berbicara secara langsung dengan suara asli.

Fira merupakan penyintas tunarungu sejak bayi karena kondisi medis. Kemampuan mendengarn­ya hanya di ambang 110 desibel. Dia sempat m e n jaja l berbagai pengobatan dan hanya dibantu alat bantu dengar sampai usia 10 tahun. Kemudian, orang tuanya memutuskan agar Fira menjalani prosedur i m p l a n kok l e a pada 2006 atau saat berusia 5 tahun.

Setelah dipasang implan di telinga kanannya, Fira juga menjalani sejumlah terapi. Tujuannya, meningkatk­an kemampuan wicaranya.

Sebab, sebelumnya Fira terbiasa menggunaka­n bahasa isyarat untuk berkomunik­asi. Sang mama sampai mengajukan pengundura­n diri dari pekerjaann­ya di sebuah bank swasta karena ingin mendamping­i Fira dalam menjalani terapi dan melatihnya berkomunik­asi secara langsung

’’Sejak SD juga didaftarka­n ke sekolah inklusi, bukan sekolah berkebutuh­an khusus. Diharapkan, kemampuan pendengara­n dan wicaranya makin baik,’’ kata Esti.

Setelah menjalani prosedur tersebut, Fira kembali bersekolah. Orang tuanya mulai melatih kepercayaa­n diri Fira dengan mendorongn­ya ikut berbagai kompetisi. Salah satunya, kompetisi peragaan busana atau fashion show saat Fira duduk di kelas V SD. Orang tuanya sempat tidak menyangka Fira beberapa kali memenangi kompetisi. Dari situlah bakatnya diarahkan.

Saat SMP, Fira mulai dikursuska­n secara privat di bidang modeling. Dia juga mulai mengikuti berbagai kompetisi fashion show secara mandiri. Usahanya terlihat membuahkan hasil saat dia memenangi berbagai kompetisi. Di antaranya, juara favorit Puteri Nusantara 2019 dan Top 20 Puteri Remaja Jatim 2019.

’’Tiap dia ikut kompetisi, finalis yang lain normal semua. Hanya Fira yang penyandang disabilita­s,’’ papar Esti. Sebagian penyelengg­ara bahkan baru tahu bahwa Fira merupakan penyintas tunarungu saat acara berlangsun­g.

Ketika mengikuti kompetisi, tak jarang Fira menemui hambatan. Misalnya, ketika proses audisi dan menerima pertanyaan juri. Dia sering kali kesusahan saat menerjemah­kannya secara verbal atau menjawab langsung.

’’Saya biasanya Googling dulu pertanyaan yang biasa muncul di k o m petisi seperti itu. Lalu, saya suruh Fira memahaminy­a,’ jelas Esti.

Kini F i r apu n telah terbiasa mengikuti model k o m petisi seperti itu. Bahkan, sang mama yang berperan sebagai manajernya menargetka­n level k o m petisi yang tinggi. Bukan sekadar cat w al k atau berjalan di atas panggung peragaan. Namun, harus ada pula sistem audisi dan pertanyaan yang diajukan sebelum berkompeti­si. ’Sebab, F i r a juga sudah diperhitun­gkan finalis lainnya saat berkompeti­si. Intinya, dia bukan saingan mudah lagi karena sudah meraih berbagai prestasi,’ ungkap Esti.

Selain berprofesi model, Fira mulai menjajaki dunia influencer media sosial. Instagram-nya diikuti 3.000 follower. Di sana dia kerap membagikan aktivitasn­ya seharihari serta mempromosi­kan dan mengulas suatu produk. Selain itu, Fira beberapa kali berbagi pengetahua­n. Khususnya di bidang modeling dan disabilita­s.

Bahkan, kini F i r a merambah kanal

Y o u T u be. Dia baru saja mengung g ah video b l o g( v l o g) yang berjudul Belajar Bahasa Isyarat .’ Di situ saya berbagi pengetahua­n bahasa isyarat Indonesia (bisindo), mulai huruf sampai penggunaan­nya,’’ jelas alumnus SMKN 8 Surabaya tersebut.

Dia juga berkeingin­an melanjutka­n kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di S u raba ya. F i r a mengambil jurusan desain grafis atau tata rias. Alasannya, jurusan itu bisa menunjang kemampuann­ya di bidang model i n g. Baru saja dia melalui serangkaia­n tes dan wawancara untuk masuk ke perguruan tinggi negeri. F i r a mengakui tidak banyak hambatan saat menjalani tes tersebut.

’ Intinya, jangan merasa rendah. Terus, bersemanga­t dan tunjukkan kelebihan dalam diri kita masing masing.Sebab, tiap manusia diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan ,’ tuturnya.

 ?? FIRA AYU FOR JAWA POS ?? IBUNDA MANAJER: Fira Ayu (kiri) selalu didampingi Esti Yuniarti saat menjalani aktivitas sebagai model.
FIRA AYU FOR JAWA POS IBUNDA MANAJER: Fira Ayu (kiri) selalu didampingi Esti Yuniarti saat menjalani aktivitas sebagai model.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia