Disiplin Ketat, Syarat Pembukaan Pariwisata
SEKTOR pariwisata tampaknya menjadi salah satu andalan pemerintah untuk pemulihan sektor ekonomi. Kendati angka persebaran SARS CoV-2 atau Covid-19 belum memperlihatkan kurva penurunan, dalam waktu dekat sektor pariwisata akan dibuka kembali. Bali yang selama ini berkontribusi dalam pemasukan sektor wisata akan membuka keran masuk para turis pada 31 Juli. Kendati pembukaan itu lebih dulu memberikan kesempatan bagi turis lokal untuk kembali menikmati keindahan Pulau Dewata itu.
Langkah pemerintah membuka kembali sektor pariwisata tentu menjadi hal ”lumrah”. Dari sisi kebijakan, pemerintahan saat ini kerap memilih mengambil risiko pembukaan kembali sektorsektor usaha demi membangkitkan kembali perekonomian dari ancaman krisis. Meski dinilai berhasil, upaya tersebut juga menunjukkan dampak terhadap pola persebaran Covid-19. Munculnya klaster-klaster persebaran Covid-19 di pasar-pasar maupun perkantoran-perkantoran menjadi fenomena sebulan terakhir.
Jikamerujukpengalamannegaralain,pembukaan sektorpariwisatakerapdilakukandenganprotokol dankebijakanyangketat.Ambilcontohsajanegara tetanggaVietnamyangdinilaisuksesmengendalikan persebaranCovid-19dengankebijakanlockdownnya. Ketika ada kasus baru Covid-19 di Da Nang, perdanamenteriVietnamlangsungmemerintahkan penutupan sementara salah satu kota pariwisata tersebut pada Senin (27/7). Hal itu terjadi setelah ditemukanempatkasusbaruCovid-19akibattransmisi lokal. Sekali lagi, hanya dengan empat kasus baru,satukotadinyatakanditutup,dampaknyasekitar 80ribuwisatawandiputuskanuntukdipulangkan.
Dengan dibukanya sektor pariwisata, potensi risiko penambahan persebaran Covid-19 di tanah air mulai mengintai. Pemerintah seharusnya sudah memiliki standar yang baku bagaimana sektor pariwisata bisa tetap dinikmati di tengah masapandemi.Pemerintahidealnyatidaksekadar memberikanbatasanataurambu-rambu.Tapijuga bisa ikut terjun membantu pelaku usaha dalam upaya mereka membuka kembali sektor wisata.
Dalambeberapakesempatan,MenteriPariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menyinggung bahwa pariwisata adalah bisnis kepercayaan. Selama masa adaptasi kebiasaan baru, kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatantentuharusmenjadiaspekutama.Apabila saatsektorwisatadibukalantasmunculpertambahan persebaranCovid-19,pemerintahsebaiknyatidak segan-segan untuk melakukan evaluasi. Bahkan menutup kembali sementara akses para turis.
Evaluasi juga perlu dilakukan dalam tempo yang cepat. Pemerintah melalui satuan tugas pemerintah provinsi dan kabupaten/kota bisa melakukan evaluasi harian, mingguan, dan bulanan terhadap pembukaan sektor pariwisata. Pemerintah perlu melibatkan personel dalam jumlah yang cukup, terutama dalam pengawasan penerapan protokol kesehatan, dan memantau potensi adanya klaster baru persebaran Covid-19. Sebab, bukan hanya pariwisata, sektor apa pun sulit untuk bangkit demi mendapatkan kepercayaan tanpa diimbangi disiplin ketat protokol kesehatan.