Ngibul soal Bahaya Alat Deteksi Suhu Tubuh
HOAX bernuansa teori konspirasi tentang Covid-19 masih saja menyebar. Kali ini kabar palsu itu menyebutkan adanya penipuan yang dilakukan para tenaga medis. Mereka dituding menggunakan alat yang berbahaya untuk mengecek suhu tubuh manusia, yakni laser tes suhu kabel. Penggunaannya dengan diarahkan ke kening manusia.
”Demi Proyek Covid mereka rela mengorbankan rakyat Indonesia,” tulis pemilik akun Facebook Abrar beberapa waktu lalu. Kabar itu dilengkapi capture berita dari portal prabumulihpos.com yang memperlihatkan foto anggota kepolisian merilis kasus pemalsuan hasil tes oleh oknum rumah sakit.
Akun Facebook Shatria Igirisa menanggapi capture tersebut dengan nada ngawur dan provokatif. ”Ahirnya terungkap jg penipuan para2 medis yg berkeliaran di dunia nie,,yg sdh bgt bnyak memakan uang rakyat,” tulis Shatria pada 23 Juli 2020 (bit.ly/PenipuanNakes).
Kabar tentang alat pendeteksi suhu tubuh menggunakan laser sebenarnya telah diklarifikasi tim Gugus Tugas Covid-19 Nasional. Menurut Achmad Yurianto yang saat itu menjabat juru bicara pemerintah untuk Covid-19, penggunaan thermo gun sebagai alat ukur suhu tubuh manusia dipastikan aman. Berbagai ahli telah menyebutkan bahwa thermo gun hanya mengukur suhu tubuh dengan pancaran radiasi sinar inframerah.
Yuri (sapaan Achmad Yurianto) juga memastikan bahwa thermo gun tidak menggunakan sinar laser dan tak menggunakan sinar radioaktif semacam X-ray. Anda bisa membacanya di bit.ly/BukanLaser.
Jawa Pos juga menelusuri kebenaran isi berita dari portal prabumulihpos.com yang menyertai kabar alat deteksi suhu tubuh menggunakan laser. Ada keanehan dalam foto yang digunakan, yakni wajah Kanitresmob Polrestabes Surabaya yang saat itu dijabat Iptu Bima Sakti.
Saat ditelusuri, portal berita prabumulihpos. com memang mengunggah foto tersebut. Sedangkan isi beritanya mengambil dari portal berita CNN Indonesia tentang kasus pemalsuan surat hasil rapid test. Kasus itu menyeret oknum ASN RS Pandan Tapanuli Tengah dan perawat Klinik Yakin Sehat. Artinya, berita yang diunggah prabumulihpos.com tidak sinkron dengan foto yang digunakan.
Saat dikonfirmasi, Iptu Bima Sakti menegaskan bahwa foto tersebut diabadikan jauh sebelum pandemi Covid-19 terjadi. ”Ah, nggak benar itu. Foto lama tahun 2017. Kasusnya penipuan. Ada orang mengaku dokter. Jadi, barang buktinya memang ada jas dokter,” ujar pria yang saat ini menjabat Kasatreskrim Polres Trenggalek tersebut.
Jawa Pos juga pernah mengabarkan pengungkapan kasus itu pada 2 November 2017. Pelaku bernama Candra Hermawan yang telah menipu tiga orang dengan nilai kerugian Rp 75 juta. Anda bisa membacanya di bit. ly/FotoNovember2017.