SMK Diminta Padatkan Pembelajaran Teori
Agar Siswa Bisa Praktik pada November-Desember
SURABAYA, Jawa Pos – Kesulitan dan tantangan utama pembelajaran jarak jauh dengan sistem daring pada satuan pendidikan SMK adalah pada saat praktik. Karena itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdin) Surabaya-Sidoarjo Lutfi Isa Anshori meminta SMK memadatkan dan mematangkan teori lebih dulu hingga tengah semester. Setelah itu, pembelajaran praktik di sekolah bisa dilangsungkan pada akhir semester nanti.
’’Mudah-mudahan segera dinyatakan sebagai zona hijau. Prediksi kami di akhir semester antara November atau
Desember kondisinya sudah lebih baik daripada saat ini,’’ jelasnya pada Jawa Pos kemarin (28/7).
Lutfi mengatakan, meski pembelajaran tatap muka di kelas masih harus menunggu akhir tahun, dia optimistis status zona hijau sudah dikantongi saat itu. Dengan begitu, siswa bisa melakoni praktik dengan datang ke sekolahnya. ’’Nanti ketentuannya tetap dengan protokol kesehatan dan izin dari satgas,’’’ katanya. Dia menyebut siswa tidak bisa bareng-bareng ke sekolah semua seperti dulu. ’’Saya yakin, kalau sudah hijau, aturan administratif tidak akan sesulit dan seketat sekarang,’’ paparnya. Dia pun optimistis akan ada kelonggaran perizinan seiring dengan perubahan status zona hijau. Namun, saat ini pembelajaran masih tetap daring lebih dulu. Sesuai dengan ketentuan dinas dan aturan yang berlaku.
Kepala SMK PGRI 13 Sri Wiludjeng Slamet mengatakan, satuan pendidikan SMK dipacu untuk menuntaskan target kurikulum yang cukup padat. Itu menjadi salah satu tantangan terberat. Dia menargetkan penyampaian teori, terutama yang berkaitan dengan praktik, khususnya siswa kelas XII, bisa tuntas paling lambat Desember. ’’Tapi nanti kalau belum selesai saya undur sampai Januari 2021. Pandemi ini harus dibuat lebih fleksibel. Sebab, guru dan siswa mesti dalam suasana belajar yang bahagia serta menyenangkan,’’ katanya.
Sri menambahkan, sebelum dibolehkan praktik di sekolah, pembelajaran daring salah satunya ditunjang melalui video. Juga, buku-buku yang relevan dengan teori yang sedang dibahas dan lewat bank soal. Semua itu dilakukan demi pencapaian kompetensi siswa yang tercatat pada kurikulum. ’’Semua guru harus pandai-pandai me-manage supaya nanti saat waktunya praktik siswa betul-betul siap,’’’ paparnya. ’’Praktik ya memang harus datang ke sekolah. Misalnya, berkaitan dengan komputer atau mesin gitu kan tidak bisa siswa hanya mengkhayalkan atau membayangkan saja,’’ paparnya.
Kepala SMKN 1 Tjiptoadi Nugroho mengungkapkan, pada Agustus seharusnya siswa kelas XI mulai magang. Dia menyebut praktik dan magang yang nanti terus-menerus tertunda bisa berakibat pada kurikulum yang tidak sepenuhnya bisa tercapai. Sebab, ciri khas siswa SMK tidak terlepas dari skill atau keterampilan untuk terjun dalam dunia kerja.
’’Kelas XI yang sekarang ini juga ratarata nggak ada praktik saat mereka masih kelas X karena Maret sudah pandemi. Sehingga nanti kalau dimungkinkan kami susun juga jadwal mereka untuk pembelajaran praktik di sekolah,’’ tuturnya. ’’Tahun depan, begitu Covid-19 selesai, langsung bisa dimagangkan,’’ lanjutnya.