Sidoarjo Balik ke Zona Merah
Penularan Turun, Kematian Naik
SIDOARJO, Jawa Pos – Status zona oranye Kota Delta tidak bertahan lama. Kemarin (29/7) Sidoarjo masuk kembali menjadi zona merah persebaran Covid19. Angka kesembuhan memang tinggi. Namun, kematian terjadi setiap hari.
Kemarin (29/7) empat warga yang positif Covid-19 dinyatakan meninggal. Sebelumnya, lima orang wafat. Fakta itu memengaruhi penentuan zona pada masa pandemi. Meski angka kesembuhan dan penularan virus di Sidoarjo cukup baik jika dibandingkan dengan daerah lain, kondisi belum stabil.
Hal itu diperkuat dengan kajian ahli epidemiologi. Hasilnya, Tim Advokasi dan Surveilans Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya menyebut rate of transmission (RT) atau angka tingkat penularan Covid-19 di Kabupaten Sidoarjo turun. Namun, kondisi Covid19 belum terkendali.
’’Selama enam hari berturutturut turun sudah di bawah 1. Hari ini sudah mencapai 0,5,’’ kata Inisiator Tim Advokasi dan Surveilans FKM Unair Dr dr Windhu Purnomo saat memaparkan kajian kepada Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin di Pendapa Delta Wibawa kemarin.
Meski begitu, tetap harus diamati konsistensinya sampai 14 hari ke depan secara berturutturut. Stabil atau tidak. Menurut hasil kajian tim, peta epidemi Covid-19 di Sidoarjo masih sangat dinamis. Minggu ini status Sidoarjo naik kembali pada tingkat risiko tinggi (merah).
Sebelumnya, selama seminggu sempat turun berada ke risiko sedang (oranye). Windhu berharap Sidoarjo mampu menekan angka kematian Covid-19 sehingga angka kesembuhan akan semakin tinggi.
Targetnya turun sampai 2 persen. Berdasar kajiannya, risiko kematian positif Covid-19 masih lebih tinggi daripada nasional. Namun, lebih rendah daripada Provinsi Jawa Timur.
Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin mengatakan, tingkat kesembuhan Covid-19 di Sidoarjo mencapai 59 persen. Angka kematian 6 persen. Karena itu, upaya pencegahan penularan terus dilakukan. Termasuk saat Idul Adha nanti. Dia berharap pelaksanaan salat tidak menumpuk di satu tempat.
Kepala Dinkes drg Syaf Satriawarman menegaskan, perayaan ibadah Hari Raya Kurban harus hati-hati. Tetap mematuhi protokol kesehatan. Jangan sampai penularan virus meluas.
’’Kami juga akan mengkaji lagi perubahan zona oranye kembali ke merah,’’ ucap Syaf.