Warga Harap Flat dan Sekolah Baru
Di Lahan BTKD Bulak Banteng Sekolahan
SURABAYA, Jawa Pos – Bekas tanah kas desa (BTKD) di Jalan Bulak Banteng Sekolahan, Kenjeran, ditertibkan sejak 2019. Namun, hingga kini belum ada tanda-tanda aset pemerintah itu akan dimanfaatkan. Warga berharap ada pembangunan flat dan sekolah di BTKD.
Penertiban bangunan liar (bangli) di BTKD dilakukan Desember tahun lalu. Saat itu, ada 19 bangli yang dibongkar Satpol PP Kota Surabaya. Lahan seluas 4 hektare diambil alih pemerintah seusai terbakar.
Lurah Bulak Banteng Teguh Abadi menjelaskan, masyarakat sudah bermusyawarah terkait lahan BTKD. Usulannya, tanah aset dipakai untuk flat. ’’Kebetulan, ada lebih dari dua ribu warga yang belum punya tempat tinggal tetap. Mereka masih mengontrak,’’ katanya.
Teguh menambahkan, masyarakat berharap ada tindak lanjut secepatnya dari pemkot. Harapan itu muncul karena banyak hal. Salah satunya melihat kondisi tanah aset.
Saat ini, BTKD rawan disalahgunakan. Lokasi itu berpotensi jadi tempat pembuangan sampah ilegal. ’’Kami khawatir akan disalahgunakan lagi jika tidak dibangun,’’ ujar Teguh.
Selain flat, lanjut dia, warga menginginkan pembangunan sekolah. Jumlah lembaga pendidikan dinilai kurang. Ada kesulitan terkait jarak dari masyarakat.
Kabid Permukiman DPRKCKTR Kota Surabaya Adi Gunita mengatakan belum mengetahui kapan flat akan dibangun. Hingga kini, belum ada pembahasan soal pembangunan flat di Bulak Banteng.
Belum ada usulan yang dibahas. ’’Yang ada di Tambak Wedi,’’ katanya.
Menurut dia, saat ini memang ada proyek flat. Namun, sifatnya rehab. Pemkot sedang membangun ulang Flat Sombo yang rusak parah.