Perlu Produksi Gawai untuk Siswa
Bantu Atasi Problem Pembelajaran Jarak Jauh
JAKARTA, Jawa Pos – Pembelajaran jarak jauh (PJJ) sudah berjalan beberapa bulan. Banyak persoalan yang muncul. Mulai keterbatasan jaringan, gawai, hingga biaya kuota. Merespons problem itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama Kementerian Perindustrian (Kemenperin) diminta memproduksi gawai bagi siswa yang membutuhkan.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mengatakan, dari hasil evaluasi yang dilakukan, keluhan yang dominan muncul adalah terkait minimnya akses internet, keterbatasan gawai, dan tingginya biaya kuota. Sayangnya, setelah lebih dari empat bulan PJJ, keluhan-keluhan tersebut masih juga muncul sebagai masalah yang paling dominan.
Padahal, tutur H e t i f ah, tiga hal itu merupakan elemen-elemen yang sangat e sen sial bagi pembelajaran.
”Ini berarti negara belum berhasil memberikan solusi bagi masalah yang telah muncul sejak awal PJJ ini dilaksanakan,” ucap dia.
Menurut Hetifah, menyelesaikan persoalan itu tidak semudah membalik telapak tangan. Problem infrastruktur telekomunikasi yang menumpuk bertahuntahun tidak mungkin bisa dituntaskan dalam semalam. Begitu juga halnya dengan kebutuhan gawai belajar bagi setiap anak dan guru. ”Kami belum melihat adanya upaya yang signifikan dalam menghadirkan dua hal paling krusial dalam PJJ, yaitu internet dan gawai,” ujarnya.
Politikus Partai Golkar itu menambahkan, Komisi X DPR meminta adanya produksi gawai dalam negeri. Yaitu dengan cara bekerja sama dengan Kemenperin dan sejumlah perguruan tinggi yang diyakini mempunyai kapasitas untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. ”Namun, hingga saat ini belum ada kelanjutan yang kami lihat akan ide tersebut,” ungkapnya.