Jawa Pos

Saham Fluktuatif karena Vaksin Covid-19

-

SAHAM emiten farmasi melambung lagi seiring meningkatn­ya optimisme uji klinis vaksin Covid-19. Hans Kwee, analis pasar modal, menilai sentimen vaksin berpengaru­h besar terhadap saham farmasi. Antara lain, vaksin Sinovach dari Tiongkok yang ditangani Bio Farma dan kerja sama Kalbe Farma dengan Genexine Inc yang merupakan perusahaan farmasi asal Korea Selatan (Korsel).

Beberapa pekan terakhir, saham perusahaan farmasi naik sehingga menjadi incaran pelaku pasar. ’’Jangka pendeknya, pelaku pasar berpikir pasti untung nih yang memproduks­i dan mendistrib­usi vaksin,’’ katanya saat dihubungi Jawa Pos kemarin (2/8).

Namun, sentimen tersebut tidak akan lama. Sebab, produksi vaksin membutuhka­n waktu lama. Dalam kondisi normal, setidaknya dibutuhkan sepuluh tahun. Kendati demikian, banyak negara yang berlomba-lomba menggarap vaksin. Tetapi, tetap saja, waktu paling cepat adalah 1,5 tahun.

Prospek perusahaan farmasi tahun ini, menurut Hans, tidak terlalu signifikan. Sebab, mayoritas bahan baku obat berasal dari luar negeri. Baik dari Tiongkok maupun India. Dalam situasi wabah, seluruh perusahaan farmasi negara di dunia membutuhka­n obat. Praktis, negara importer pun menahan pengiriman bahan baku ke negara lain.

Hal tersebut sempat membuat pasokan bahan baku obat terganggu. Itu lantas memengaruh­i kontinuita­s produksi obat di dalam negeri. Padahal, permintaan banyak. Akibatnya, timbul kelangkaan obat yang membuat harga di pasaran naik.

’’Ini yang jadi tidak terlalu menguntung­kan bagi perusahaan farmasi. Karena yang main harga bukan mereka, tapi di level bawahnya. Seperti distributo­r dan pedagang,’’ ujarnya.

Sementarai­tu,DirekturPe­ngembangan Bursa Efek Indonesia Hasan Fawzi menyebutka­n bahwa ada tiga sektor yang mampu bertahan ketika indeks harga saham gabungan (IHSG) volatile. ’’Sektor basic industry dan chemical, barang konsumsi, dan keuangan. Khususnya perbankan,’’ ujarnya pekan lalu.

Namun, Ketua GP Farmasi Jatim Philips Pangestu mengatakan bahwa peluang industri farmasi semakin besar. Sebab, di tengah situasi pandemi ini banyak rumah sakit dan klinik yang sepi. Juga tidak banyak dokter yang berani praktik.

 ?? GRAFIS: BAGUS/JAWA POS ??
GRAFIS: BAGUS/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia