Butuh Tambahan Madrasah Aliyah Negeri
Daya Tampung 432 Siswa, Lulusan MTsN Capai 1.177
SIDOARJO, Jawa Pos – Setiap tahun, pendaftaran siswa baru di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Sidoarjo terus meningkat. Sekitar 1.000 peserta. Sampai-sampai pihak sekolah membatasi jumlah pendaftar. ”Kalau kita buka terus, bisa 1.500 pendaftar,” kata Waka Humas MAN Sidoarjo Rukhul Fitriyah saat dikonfirmasi kemarin.
Tahun ini, ungkap Rukhul, total yang diterima 432 siswa. Mereka terpilih melalui dua jalur masuk: jalur prestasi dan reguler. ”Persaingan siswa yang mau masuk ke MAN semakin kompetitif,” ucapnya.
Ya, MAN di Sidoarjo hanya ada satu. Tentu para orang tua yang ingin mendaftarkan anaknya ke MAN harus mengikuti seleksi ketat. Pihak sekolah pun tidak mampu menampung siswa baru secara keseluruhan. ”Kebutuhan pendidikan beragama sangat tinggi,” kata Rukhul. Akhirnya mereka yang tidak diterima beralih ke lembaga pendidikan agama berbasis swasta.
MAN yang hanya satu itu berlokasi di Jalan Stadion, Desa Siwalanpanji, Buduran. Padahal, MTsN di Sidoarjo terhitung ada empat lembaga. Masing-masing telah meluluskan ratusan siswa. Totalnya mencapai 1.177 pelajar. Tentu sangat kompetitif jika para lulusan itu ingin melanjutkan ke MAN.
Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Sidoarjo Abdul Rahman menyampaikan, penambahan MAN baru bisa dilakukan melalui dua skema. Pertama, madrasah yang dikelola oleh yayasan ingin dinegerikan. Kedua, pendirian madrasah baru dengan lokasi strategis. ”Nah, ini kita terus mengkaji tanah mana yang cocok,” ungkapnya.
Rahman menambahkan, madrasah bisa tumbuh berkembang karena kebutuhan masyarakat. Maka, yang perlu dikemas saat ini adalah kualitas lembaga pendidikan beragama. Antarlembaga mampu bersaing dengan yang lain. ”Tak hanya unggul tahfiz, tapi juga program lain, seperti sains,” terangnya.
Menyikapi kurangnya MAN di
Sidoarjo, Pemkab Sidoarjo siap mendukung pembangunan MAN baru di Kota Delta. Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin menyebut siap bertemu dan bicara bersama dengan pihak terkait untuk mendirikan MAN baru. ”Kita lihat formatnya bagaimana, tugas pemkab apa dan tugas kementerian maupun provinsi apa,” terang Cak Nur, sapaannya.
Selama regulasi memungkinkan dan selama APBD ada, Pemkab Sidoarjo siap men-support. ”Karena bagus juga sebagai upaya membuat pendidikan yang baik di Sidoarjo,” tutur Cak Nur. Kuncinya dua hal tersebut, yakni selama APBD memungkinkan dan tidak terkendala regulasi.
Sementara itu, masa belajar di rumah bagi siswa madrasah masih berlangsung hingga sekarang. Pihak Kementerian Agama (Kemenag) pun hingga kemarin belum memutuskan akan melakukan pembelajaran secara tatap muka. Namun, pihak Kemenag mengakui, ada pihak yang menyarankan agar proses pembelajaran langsung segera berjalan lagi. Alasannya, agar anak lebih dapat memperoleh ilmu dengan maksimal. ”Kami mematuhi anjuran pemerintah,” kata Rahman.
Karena itu, sistem pembelajaran dari siswa tingkat taman kanakkanak hingga MA masih dilakukan dari jarak jauh. Meskipun ada kendala yang dihadapi. Mulai kuota internet hingga beberapa orang tua yang belum membayar iuran bulanan di lembaga swasta. Dengan alasan anak tidak belajar di sekolah. Maka pembayaran pun bisa ditunda dulu.