Jalur Mandiri ITS Gunakan Nilai UTBK atau TKA
SURABAYA, Jawa Pos – Penerimaan mahasiswa baru jalur mandiri perguruan tinggi negeri (PTN) di Surabaya telah berlangsung. Misalnya, di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur, dan Universitas Airlangga (Unair). Masing-masing PTN pun memiliki sistem seleksi yang berbeda-beda untuk jalur mandiri.
Rektor UPN Veteran Jawa Timur Prof Akhmad Fauzi mengatakan bahwa pendaftaran jalur mandiri berlangsung sejak 15 Juli dan akan berakhir pada 25 Agustus. Hingga kemarin (3/8), jumlah pendaftar sementara jalur mandiri UPN mencapai 1.500 orang
Mungkin calon mahasiswa baru (maba) masih menunggu hasil pengumuman SBMPTN (seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri).”
PROF AHMAD FAUZI
Rektor UPN Veteran Jawa Timur
”Mungkin calon mahasiswa baru (maba) masih menunggu hasil pengumuman SBMPTN (seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri),” katanya.
Fauzi menuturkan bahwa jika tidak ada perubahan, pengumuman jalur SBMPTN keluar pada 20 Agustus. Jadi, masih ada kesempatan bagi siswa yang belum diterima SBMPTN untuk mendaftarkan diri di jalur mandiri UPN. ”Tahun ini kuota jalur mandiri UPN mencapai 1.435 orang,” ujarnya.
Fauzi menjelaskan bahwa proses seleksi UTBK UPN menggunakan nilai UTBK dan nilai rapor. Namun, bagi yang tidak mengikuti UTBK, mereka masih bisa menggunakan nilai rapor saat SMA/SMK sederajat. ”Nilai rapor kelas X semester 1 dan 2, kelas XI semester 1 dan 2, dan kelas XII semester 1,” jelasnya.
Tahun ini UPN memiliki program studi baru. Di antaranya, prodi data sains dan pariwisata. Kapasitas prodi data sains adalah 80 mahasiswa. Sementara itu, prodi pariwisata 26 orang. ”Kuota prodi data sains lebih besar dari prodi lain. Sebab, penerimaan maba hanya dari jalur mandiri. Izinnya baru turun setelah SNMPTN dan SBMPTN berjalan,” imbuh Fauzi.
Tahun ini ada tiga jalur mandiri di UPN Veteran. Yakni, jalur mandiri reguler, prestasi, dan kemitraan serta kerja sama. Semua jalur mandiri tersebut memiliki kuota masing-masing 30 persen dari total kuota maba. ”Kecuali prodi data sains yang diambil 100 persen dari jalur mandiri,” ujarnya.
Sementara itu, pendaftaran jalur seleksi kemitraan dan mandiri (SKM) ITS dibuka kemarin. Kasubdit Admisi ITS Unggul Wasiwitono mengatakan bahwa pendaftaran jalur SKM dibuka hingga 22 Agustus. Proses seleksi jalur mandiri menggunakan nilai UTBK dan tes kemampuan akademik (TKA) yang diadakan oleh ITS. ”Jadi, TKA ini untuk memberikan kesempatan bagi peserta yang belum ikut UTBK,” katanya.
Unggul menambahkan bahwa TKA digelar dua gelombang. Gelombang I sudah dilakukan pada 4 Juli dan tuntas pada 19 Juli. Sementara itu, pelaksanaan TKA gelombang II akan digelar pada 15 Agustus mendatang. ”Jadi prinsipnya, TKA ini seperti pelaksanaan UTBK untuk mendaftar SBMPTN tahun lalu. Jadi, tes dulu, baru daftar jalur SKM,” ujarnya.
Unggul menjelaskan, pendaftaran TKA gelombang II telah selesai sejak 29 Juli. Total ada 2.800 pendaftar TKA gelombang II. Mereka akan melaksanakan TKA secara daring pada 15 Agustus. ”Pendaftar TKA gelombang I ada 600 orang. Jumlahnya lebih sedikit karena banyak peserta yang masih fokus dengan UTBK,” kata dia.
Unggul menuturkan, proses seleksi hanya menggunakan satu di antara nilai UTBK dan TKA. Jadi, jika peserta telah mengikuti UTBK dan TKA, nanti tim seleksi menstandarkan nilai keduanya. ”Jadi, seleksinya bukan diakumulsi nilai UTBK dan TKA. Dan, TKA ini tidak wajib diikuti peserta. Jika sudah ikut UTBK, maka tidak wajib ikut TKA. Namun, peserta yang sudah ikut UTBK tetap diperbolehkan ikut TKA,” jelasnya.
Tahun ini, kuota jalur SKM mencapai 1.980 orang. Jumlah tersebut meningkat sekitar 20 persen dibandingkan tahun lalu. Selain itu, yang baru pada jalur SKM ITS adalah untuk mendaftar prodi-rodi tertentu, ada persyaratan asal sekolah dan jurusan.
”Kalau tahun lalu UTBK ada kelompok saintek dan soshum. Tahun ini tidak ada. Jadi, di beberapa prodi ada persyaratan asal sekolah. Contohnya, tekik mesin harus SMA jurusan IPA atau SMK jurusan yang cocok dengan teknik mesin,” katanya.