Jawa Pos

Bank UMKM Jatim Beri Pinjaman hingga Rp 10 M

-

RIBUAN hektare tanaman cokelat (kakao) terhampar di Bumi Mulyo Jati, Mojokerto. Tanaman cokelat yang berbuah lebat itu juga menghiasi pekarangan warga. Perkebunan cokelat tersebut awalnya pada 2012 hanya beberapa. Namun, pada 2018, warga sekitar menjadi petani cokelat yang terkenal.

Hamparan tanaman cokelat hasil dari petani Mojokerto itu kini menjadi jujukan banyak orang. Mereka tidak hanya berwisata, tetapi juga berguru untuk menjadi petani cokelat. ’’Memang pabriknya belum terlalu besar, masih skala kecil,” ungkap Kepala Dinas Kehutanan dan perkebunan (Dishutbun) Jatim Karyadi. Dishutbun Jatim memang menjadi ujung tombak pembinaan dan pendamping­an petani cokelat.

Menurut Karyadi, petani cokelat di Mojokerto bisa berhasil karena mendapat bantuan dana bergulir atau pinjaman dari Bank UMKM Jatim. ’’Untuk membeli alat, awalnya pemprov memberikan bantuan dana Rp 800 juta. Lalu petani mendapat pinjaman dana bergulir Rp 3,8 miliar dari Bank UMKM Jatim. Hanya setahun sudah lunas dari 2018-2019. Selanjutny­a petani mendapat kucuran dana bergulir lagi dari Bank UMKM Jatim senilai Rp 10 miliar,” katanya.

Karyadi menjelaska­n bahwa prospek tanaman cokelat memang sangat bagus. Pohon cokelat selalu berbuah tidak mengenal musim. ’’Kualitas cokelat milik petani Mojokerto ini nomor satu di Indonesia, bahkan di dunia. Karena kadar lemaknya nol.

Selain itu, Mojokerto memiliki pabrik atau mesin pengolah cokelat yang relatif bagus. ’’Kami membelinya di Bandung, seharga Rp 2 miliar lebih,” tuturnya.

Namun, karena hasil petani cokelat terus bertambah, kapasitas mesin harus ditambah juga. Rencananya, Gapoktan Bumi Mulyo Jati akan membuat pabrik cokelat yang lebih besar tahun depan. Sebab, mereka yakin setelah pandemi berlalu, kebutuhan cokelat terus bertambah.

Apakah petani bisa mengembali­kan dana bergulir? Dirut UMKM Yudhi Wahyu mengaku yakin petani lancar mengembali­kan pinjaman bergulir dari bank milik Pemprov Jatim tersebut. ’’Selama ini lancar. Buktinya dalam setahun pinjaman pertama bisa dilunasi. Sedangkan pinjaman kedua masih berjalan,” paparnya.

Menurut dia, hingga sekarang, nasabah petani cokelat di Dlanggu, Mojokerto, ini mencapai sekitar 1.300 petani. Yudhi menilai prospek petani cokelat sangat bagus. Karena itu pihaknya menggelont­orkan dana hingga Rp 10 miliar khusus untuk petani Dlanggu, Mojokerto, itu.

Potensi cokelat di Kampung Cokelat tersebut memang tinggi. Ada sekitar 1.337 petani dari 18 kecamatan. ”Kami harapkan banyak lagi petani cokelat yang bisa diwadahi oleh gapoktan sehingga program Ibu Gubernur dalam menggerakk­an ekonomi kecil bisa tercapai,” kata Yudhi.

Selain pinjaman dana bergulir melalui bank UMKM, Pemprov Jatim melalui dishut memberikan bantuan benih tanaman kakao secara gratis. ’’Nggak usah ragu-ragu kalau petani Mojokerto mau menanam cokelat. Tinggal minta benih ke gapoktan,” tambah Karyadi.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia