Pabrik KA Terbesar Sudah 93 Persen
BANYUWANGI, Jawa Pos – Setelah sempat terhenti selama tiga bulan, proyek pembangunan workshop PT Inka kembali bergulir. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas kemarin (4/8) melihat langsung progres pembangunan pabrik kereta terbesar se-Asia Tenggara tersebut.
Selain menyaksikan progres pembangunan, Anas menemui Direktur Operasi PT Inka (Persero) I Gede Agus Prayatna. Selain itu, Anas melihat dari dekat bagaimana penyerapan tenaga kerja dalam pembangunan tersebut. Termasuk memastikan agar arsitektur lokal Banyuwangi tetap ada dan sesuai dengan konsep awal pembangunan.
”Kami ingin melihat langsung bagaimana progres pembangunan, ternyata saat Covid-19 sempat membuat delay selama tiga bulan,” kata Anas.
Pemkab ingin memastikan semua tempat di Banyuwangi adalah destinasi. Karena itu, penggunaan arsitektur Osing menjadi salah satu ciri khas yang wajib ada untuk semua bangunan di Banyuwangi, terutama bangunan baru.
Di industri kereta api tersebut, juga akan dibangun museum perkeretaapian sebagai destinasi wisata baru. ”Kami ingin Inka tidak hanya sekadar industri, tapi juga membawa kekayaan peradaban dan kebudayaan daerah. Adanya museum akan menjadi destinasi wisata teknologi dan edukasi. Semuanya masih on progress,” kata Anas.
Industri kereta api itu dikembangkan PT SII yang merupakan perusahan kongsi
(joint venture) antara BUMN PT Inka dan perusahaan kereta api dunia Stadler Rail Group dari Swiss. Pabrik di Banyuwangi akan menjadi pabrik kereta terbesar di Asia Tenggara dengan investasi Rp 1,6 triliun. Pabrik itu berfokus menggarap pesanan ekspor kereta ke Asia, Australia, dan Afrika.
Direktur Operasional PT Inka I Gede Agus P. menyatakan, saat ini progres pembangunan workshop pabrik kereta api Banyuwangi mencapai 93 persen. Akibat pandemi, target awal yang harusnya rampung pada Agustus, kini mundur hingga Oktober.