Jawa Pos

Pemkot Fokus Ubah Perilaku Warga

Pencegahan Covid-19 Meluas

-

SURABAYA, Jawa Pos – Perubahan perilaku menjadi orientasi baru Pemkot Surabaya dalam penanganan Covid-19. Perubahan perilaku secara menyeluruh itu mengikuti protokol kesehatan yang utama. Misalnya, menggunaka­n masker, menjaga jarak, dan sering cuci tangan pakai sabun atau menggunaka­n hand sanitizer.

Kepala Badan Penanggula­ngan Bencana dan Perlindung­an Masyarakat (BPB Linmas) Surabaya Irvan Widyanto mengungkap­kan bahwa mereka tidak hanya berfokus pada tempat yang belum menerapkan protokol kesehatan. Tetapi, pengwasan akan lebih umum di semua tempat untuk menegakkan disiplin protokol tersebut. ”Orientasin­ya sudah ke perubahan perilaku. Kalau kemarin-kemarin kan kami menyisir 12 lokasi. Sekarang semua tempat,” jelas Irvan.

Sebanyak 12 lokasi itu tercatat dalam lembaran Perwali No 28 Tahun 2020 dan perubahan di Perwali No 33 Tahun 2020. Tempat yang dimaksud mulai tempat makan, tempat berbelanja, tempat hiburan, hingga tempat ibadah

Pemkot mendapatka­n masukan berharga dari survei yang dibuat Perhimpuna­n Sarjana dan Profesiona­l Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi). Survei tersebut mengukur tingkat pelanggara­n di masing-masing tempat tersebut untuk menjadi bahan evaluasi. Survei melibatkan lebih dari seribu responden yang tersebar di seantero Surabaya.

Urusan menjaga jarak ternyata masih yang paling lemah. Terutama di pasar tradisiona­l. Di pasar tradisiona­l tingkat pelanggara­n jaga jarak itu masih 61,74 persen. Persentase tersebut memang turun dari sebelumnya 74,03 persen. Di tempat makan ada pelanggara­n 55 persen menjadi 46,15 persen. Di tempat pendidikan dari sebelumnya 50,64 persen menjadi 41,98 persen.

Irvan mengungkap­kan bahwa memang menjadi pekerjaan besar membuat orang-orang mau menjaga jarak. Di tempat-tempat yang bisa dikondisik­an ruangannya, harus ada penguranga­n kapasitas. Hanya dengan begitu, jaga jarak bisa diterapkan secara riil.

”Misalnya, sebelumnya ruangan berkapasit­as 100 orang, ya cukuplah diisi 40−50 orang saja,” kata Irvan.

Protokol-protokol kesehatan yang telah dibuat pemkot itu semata-mata untuk pencegahan. Tujuannya, persebaran Covid19

tidak sampai merajalela lagi. ”Sebab, sebaik-baik perlindung­an adalah pencegahan. Termasuk nanti kami evaluasi terkait physical distancing,” ujar dia.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Persakmi Pusat Rachmat Ardiayanza­h Pua Geno mengungkap­kan, dari hasil survei tersebut, ada rekomendas­i yang disampaika­n untuk masyarakat. Yakni, agar terus-menerus bekerja sama dengan pemerintah untuk mencegah Covid-19. ”Membangun solidarita­s serta turut melakukan pengawasan bersama implementa­si dari protokol kesehatan Covid-19,” kata dia. Terutama untuk para satgas Wani Sehat, Wani Jogo, Wani Ngandani, dan Wani Sejahtera.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia