Bangun Asrama Baru yang Siap Tampung 700 Mahasiswa
SURABAYA, Jawa Pos – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) membangun rumah susun sederhana sewa (rusunawa) baru. Peletakan batu pertama rusunawa di kompleks Unesa kampus Lidah Wetan itu dilangsungkan pada Senin (3/8). Unesa mendapatkan dana bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) untuk membangun proyek itu. Namun, pandemi membuat penyelesaian proyek mundur dari yang seharusnya Desember 2020 menjadi pertengahan 2021.
Rusunawa tersebut terdiri atas tiga gedung yang tersambung dan membentuk letter U. Asrama khusus mahasiswa itu cukup untuk menampung 700 mahasiswa putra. Sementara itu, asrama untuk mahasiswi (asrama putri) selesai dikerjakan dan cukup untuk menampung 700 orang. Letaknya bersebelahan dengan asrama putra.
Tiap gedung pada asrama putra terdiri atas tiga lantai. Rencananya, lantai 1 akan digunakan khusus bagi mahasiswa asing. ’Selama ini kami punya banyak program untuk mahasiswa asing. Saya berharap asrama ini nanti membuat mereka yang sudah di sini nyaman dan mampu menarik calon mahasiswa asing lainnya,’ jelas Rektor Unesa Prof Nurhasan kemarin (4/8).
Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Sarana Prasarana Unesa Suprapto menambahkan, luas gedung rusunawa tersebut 17,5 x 30 meter persegi. Rusunawa tersebut rencananya diutamakan untuk mahasiswa baru. Tujuannya, kampus dapat membangun karakter mahasiswa baru dengan lebih intens. ’’Jadi ini tidak hanya sebagai tempat tinggal. Tetapi, ada kegiatan-kegiatan pembentukan karakter yang pengelolaannya berbasis seperti pesantren,’’ jelas Suprapto.
Di sisi lain, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim berpesan agar para mahasiswa memanfaatkan masa pandemi sebagai masa untuk melatih resiliensi. Nadiem mengakui, gap atau ketertinggalan belajar antarsiswa/ mahasiswa semakin terlihat pada masa pandemi ini. Jurang akses pendidikan antara si kaya dan si miskin, si anak desa dan anak kota, serta orang yang tinggal di Jawa dan luar Jawa, semakin melebar. Mahasiswa dapat membantu masyarakat untuk mengatasi hal itu. Misalnya, turut membantu tetangganya mengajari anak-anak sekolah dari rumah, meminjamkan gadget pada anak-anak yang membutuhkannya untuk belajar.