Hendak Dites Usap, Diam-Diam Melarikan Diri
Puluhan Pedagang Pasar Pogot Reaktif
SURABAYA, Jawa Pos – Rapid test digelar di Pasar Pogot, Kenjeran, kemarin (4/8). Dalam tes cepat tersebut, puluhan pedagang dinyatakan reaktif. Untuk menekan persebaran virus SARS CoV-2 yang menyebabkan Covid-19, karantina mandiri pun dilakukan.
Rapid test berlangsung pukul 07.00–12.00. Kedatangan petugas membuat pedagang di Pasar Pogot semburat. Merasa takut diminta tes cepat, mereka kabur meninggalkan lokasi. Padahal, petugas dari Dinas Kesehatan Surabaya dan Kecamatan Kenjeran belum mengumumkan apa-apa.
Pengejaran pun dilakukan. Beberapa pedagang ditangkap. Meski begitu, mereka tetap menolak untuk dites dan terus berusaha melarikan diri. ’’Mereka juga menginfokan ke pedagang lain bahwa ada rapid test di Pasar Pogot. Jadi, pedagang pakaian atau barang-barang perlengkapan rumah tangga tutup. Alhasil, yang ikut rapid test sangat sedikit,’’ kata Camat Kenjeran Henny Indriaty di Pasar Pogot kemarin pagi.
Dalam waktu lima jam, 92 orang mengikuti rapid test. Mereka berasal dari pedagang dan pembeli. Dari jumlah tersebut, 20 orang berstatus reaktif dan langsung menjalani tes usap. Sembari menunggu giliran, mereka
Walaupun kabur, mereka tetap terawasi. Kami sudah berkoordinasi dengan puskesmas dan kelurahan tempat tinggal mereka yang reaktif.”
HENNY INDRIATY Camat Kenjeran
dibawa ke asrama haji. Namun, tidak semuanya ikut. Hanya tujuh orang. Sisanya, 13 orang, secara diam-diam kabur meninggalkan lokasi.
Terkait hal tersebut, Henny mengatakan bahwa mereka tidak bisa lolos dari pengawasan petugas. Sebab, pihaknya telah mencatat semua alamat peserta yang menjalani rapid test. ’’Walaupun kabur, mereka tetap terawasi. Kami sudah berkoordinasi dengan puskesmas dan kelurahan tempat tinggal mereka yang reaktif,’’ ujarnya.
Kasi Kesra Kecamatan Kenjeran Adang Kurniawan mengungkapkan, koordinasi dengan pengelola Pasar Pogot telah dilakukan. Pihaknya meminta agar seluruh pedagang yang berstatus reaktif tidak diperbolehkan berjualan untuk sementara waktu. Baik orang yang bersangkutan maupun para pegawainya. Itu berlaku sampai orang yang reaktif tersebut dinyatakan negatif Covid-19.
Penolakan para pedagang untuk menjalani rapid test membuat pihaknya kecewa. Namun, pihaknya tidak berhenti begitu saja. Rapid test di Pasar Pogot segera digelar kembali. Kegiatan itu dilakukan secara mendadak. Adang telah memberi tahu pengelola pasar agar seluruh pedagang melakukan tes cepat. Sebab, jika tidak, sanksi tegas akan diberikan.
’’Kalau ada pedagang yang menolak di-rapid, kami terpaksa menutup secara paksa kios atau lapak dagangan mereka. Meski, Pasar Pogot dikelola pihak swasta,’’ ujarnya.