Rancang Pembelajaran Tatap Muka Dimulai dari Angkatan Tertua
SURABAYA, Jawa Pos – Pemkot Surabaya berencana menggelar kembali pembelajaran tatap muka pada tingkatan sekolah menengah pertama (SMP). Beberapa lembaga pendidikan pun mulai melakukan persiapan untuk mengikuti kebijakan tersebut. Tidak saja sekolah negeri, tapi juga lembaga pendidikan swasta seperti pondok pesantren (ponpes).
Sistem pembelajaran tatap muka direncanakan digelar di Ponpes Assalafi Al Fithrah Surabaya, Kenjeran. Pengurus lembaga pendidikan yang memiliki ribuan santri itu sudah melakukan berbagai persiapan. Termasuk, menyusun skema belajar santri di ponpes.
Pimpinan Ponpes Assalafi Al Fithrah Dr KH Muhammad Musyafa’ menjelaskan, belum diketahui kapan ponpes akan menggelar pembelajaran tatap muka. Hal itu bergantung banyak hal. ”Selain restu pendiri pondok, kami akan berkoordinasi dengan pemerintah. Termasuk, tim gugus tugas Covid-19,” kata Musyafa’ kemarin (4/8).
Dia menjelaskan, pengurus dan pengajar ponpes sudah melakukan simulasi. Ada protokol yang dibuat secara tertulis. Untuk merancang sistem pembelajaran anyar, ponpes juga telah membentuk tim khusus. Mereka merupakan pengurus di bidang pendidikan. ”Yang pasti, kami juga mengutamakan physical distancing saat pembelajaran,” tambah Musyafa.’
Dia mengungkapkan, santri akan dimasukkan secara bertahap. Paling awal adalah angkatan tertua atau setara mahasiswa. ”Nanti dievaluasi. Harapannya, pembelajaran langsung bisa dilakukan hingga tingkatan paling bawah,” tegas Musyafa’.
Dia mengakui, bukan hal mudah menerapkan sistem tatap muka. Jumlah santri di Al Fithrah mencapai lebih dari tiga ribu orang. Sementara itu, mereka tidak saja berasal dari satu daerah. Ada yang berasal dari luar pulau dan negeri.
Musyafa’ menegaskan, sistem pembelajaran tetap berjalan saat pandemi. Belajar-mengajar dilakukan via daring. Aktivitas dilakukan secara rutin setiap hari. ”Selain memakai aplikasi Zoom, kami memanfaatkan YouTube,” tandas Musyafa’.