Kreasikan Belajar Jarak Jauh agar Siswa Tak Bosan
SURABAYA, Jawa Pos ‒ Pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dilakukan di rumah rentan membuat siswa jenuh. Sebab, mereka terus-menerus berada di depan laptop atau ponsel. Menyimak materi dari guru lewat pertemuan virtual yang hampir dilakukan setiap hari. Untuk mengantisipasi kebosanan yang bisa melanda siswa, beberapa sekolah pun mengkreasikan PJJ lewat berbagai macam cara.
Sebut saja, SMAN 5 yang membuat beberapa model pembelajaran. Dengan memanfaatkan sekaligus memaksimalkan media dan alat pembelajaran berbasis TI. Salah satunya model discover. Salah satu penyusun model pembelajaran Eva Indrasari menyatakan, model discover tersebut terbagi dalam empat tahap. ’’Ada jedanya per berapa menit sekali sehingga siswa tidak full berada di depan laptop untuk mengikuti Zoom selama berjam-jam,’’ ujarnya kemarin (4/8). Dalam 25 menit pertama, siswa bergabung lewat Zoom atau Google Meet. Tujuannya, mengamati dan menyimak paparan dari guru. Lantas, guru akan memancing siswa dengan pertanyaan-pertanyaan agar siswa mampu mengindentifikasi masalah.
Kemudian, 35 menit berikutnya dilanjutkan kegiatan mengumpulkan data atau informasi secara mandiri maupun kelompok. Bisa melalui panduan buku teks, lembar aktivitas, maupun YouTube. ’’Setelah itu, mereka mengolah data dan informasi yang susah didapatkan dengan cara berdiskusi dengan kelompoknya melalui WhatsApp Call. Waktunya selama 30 menit,’’ ungkap Eva yang juga guru BK itu. Terakhir, mereka kembali berinteraksi dengan guru seperti pada awal sesi untuk mendapatkan arahan.
Lain lagi yang dilakukan SMPN 4. Pihak sekolah mencetuskan sesi sharing bersama alumnus-alumnus sukses. Semua siswa dan wali murid bisa mendengar kisah inspiratif dari alumnus yang sudah sukses berkarir dalam berbagai bidang. Mereka pun bebas bertanya pada alumnus tersebut. ’’Itu cukup bisa memberikan motivasi dan semangat pada anak-anak untuk bisa jadi sukses seperti kakak alumninya. Banyak tanya, banyak guyonnya sekaligus melatih anak-anak buat berani bertanya. Karena yang berani dikasih tambahan nilai,’’ ujar Kepala SMPN 4 Kelik Sachroen Djailani.