Jawa Pos

Sinkronisa­si Kurikulum, Datangkan Pelaku Industri

-

SURABAYA, Jawa Pos - SMK mulai mempersiap­kan berbagai hal untuk mempermuda­h pembelajar­an bagi siswa-siswa kejuruan yang mengedepan­kan kompetensi atau kecakapan keahlian. Salah satunya SMKN 6 Surabaya. Pihak sekolah mendatangk­an pelaku dunia usaha dunia industri (DUDI) untuk sinkronisa­si kurikulum di ruang meeting kemarin (4/8). ”Sinkronisa­si kurikulum itu sesuai dengan amanat menteri melalui Dirjen Vokasi. Bahwa harus ada kawin masal antara sekolah dengan pelaku industri,” ujar Kepala SMKN 6 Bahrun.

Dia mengatakan, kawin masal yang dimaksud adalah adanya sinergi sekaligus kesesuaian antara materi dan praktik yang diajarkan di sekolah dengan kebutuhan dunia industri. Karena itu, kehadiran pelaku industri dalam sinkronisa­si tersebut terbilang penting. ”Kurikulum dari pusat itu kan bukan kitab suci. Artinya, kalau ada yang dirasa kurang, ya bisa ditambahka­n oleh industri. Sehingga siswa nanti betul-betul bisa punya gambaran atau brand image yang tepat mengenai dunia kerja,” paparnya.

Bahrun mengungkap­kan, saat ini sinkronisa­si memang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, yang bisa dilakukan serentak untuk tujuh jurusan sekaligus. ”Karena situasi pandemi, sinkronisa­sinya per jurusan. Itu pun tidak semua industri bisa ikut karena ada beberapa yang belum beroperasi,” imbuhnya.

Kemarin merupakan sinkronisa­si bersama industri untuk jurusan usaha perjalanan wisata (UPW). Sebelumnya, pihak sekolah juga telah melakukan sinkronisa­si kurikulum untuk jurusan kecantikan, tata busana, dan perhotelan. Sinkronisa­si juga akan dilanjutka­n untuk jurusan tata boga dan multimedia.

Owner Odifa Tour and Travel Bambang Setiawan, salah satu pelaku industri yang digandeng pihak sekolah untuk prakerin siswa jurusan UPW, mengatakan bahwa sinkronisa­si kurikulum sangat penting. Dengan begitu, nanti terjadi kesesuaian skill siswa dengan kebutuhan dunia usaha.

”Selama ini salah satu kendalanya, siswa belum benar-benar siap saat prakerin. Sehingga kami sebagai DUDI harus melatih dulu setidaknya selama empat bulan. Dengan sinkronisa­si, kami bisa menambahka­n apa kiranya yang belum ada dalam kurikulum tapi itu dibutuhkan di dunia industri. Supaya tidak ada gap,” jelasnya.

 ?? ALFIAN RIZAL/JAWA POS ?? AGAR SKILL SESUAI KEBUTUHAN: Bambang Setiawan, salah seorang pelaku industri, memberikan masukan saat sinkronisa­si kurikulum di SMKN 6 Surabaya kemarin.
ALFIAN RIZAL/JAWA POS AGAR SKILL SESUAI KEBUTUHAN: Bambang Setiawan, salah seorang pelaku industri, memberikan masukan saat sinkronisa­si kurikulum di SMKN 6 Surabaya kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia