Jawa Pos

Ledakan di Beirut Bukan Serangan Teroris

-

KABAR palsu tentang penyebab ledakan dahsyat di Pelabuhan Beirut, Lebanon, masih banyak dijumpai di media sosial. Salah satunya menyebutka­n bahwa ledakan tersebut dipicu serangan teroris terhadap negara Islam, Lebanon.

”Lagi lagi negara Islam diserang. Saya ataupun kita semua sangat mengutuk keras kebiadaban di orang yang melakukan teror ini. Inilah teroris yang nyata,” begitu penggalan narasi yang ditulis akun Facebook Rizalul Akmal pada 5 Agustus 2020. Narasi itu dilengkapi capture video ledakan di Pelabuhan Beirut dari akun Instagram Whatsupleb­anon (bit. ly/NegaraIsla­mDiserang).

Tentu saja, narasi yang disebar Rizalul Akmal itu tidak berdasar fakta. Sebab, seluruh media arus utama telah memberitak­an bahwa ledakan dahsyat berasal dari gudang berisi 2.700 ton amonium nitrat di kawasan pelabuhan.

Mengutip berita dari portal BBC yang terbit pada Rabu, 5 Agustus 2020, dampak ledakan itu memang sangat mengerikan. Getarannya seolah mengguncan­g kota. Menewaskan sedikitnya 113 orang dan melukai lebih dari 4.000 lainnya.

Kepala Bea Cukai Badri Daher mengatakan kepada media lokal bahwa lembaganya telah berkalikal­i menyerukan agar amonium nitrat tidak diletakkan di pelabuhan. Seruan itu terkait dengan disimpanny­a 2.700 ton amonium nitrat di gudang pelabuhan sejak 2013.

Sebelumnya, senyawa kimia itu dibawa oleh kapal Rhesus berbendera Republik Moldova. Kapal tersebut bersandar dan ditinggalk­an di Pelabuhan Beirut setelah mengalami masalah hukum pengiriman dalam pelayaran dari Georgia menuju Mozambik. Isi kapal itu kemudian dipindahka­n dan disimpan di gudang pelabuhan untuk alasan keamanan. Anda bisa membacanya di bit.ly/BarangSita.

Situs sciencemed­iacentre.org mengulas peristiwa itu dalam bentuk reaksi para ahli terkait penyebab ledakan. Salah satunya komentar Prof Jacqueline Akhavan dari Cranfield University, Inggris. Dia mengatakan bahwa amonium nitrat tidak tergolong sebagai bahan peledak jika disimpan dengan benar, dalam wadah berukuran tidak lebih dari 1 meter kubik.

”Jika disimpan dalam tumpukan besar, di atas diameter kritisnya dan diinisiasi, senyawa itu dapat memiliki sifat eksplosif,” kata Akhavan.

Menurut dia, inisiasi amonium nitrat itu harus melalui api. Di tempat yang cenderung lembap, amonium nitrat menyerap air dan menjadi padat dalam beberapa waktu. Kecepatan detonasi pun meningkat seiring dengan kepadatan senyawa itu. Kekuatan ledakannya lebih besar dibandingk­an saat berbentuk bubuk. Anda dapat membacanya di bit.ly/ PenyebabLe­dakan.

 ?? ILUSTRASI: WAHYU KOKKANG/JAWA POS ??
ILUSTRASI: WAHYU KOKKANG/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia