Jawa Pos

Beri Stimulasi sejak Lahir

Diajak mengobrol, sudah. Dibacakan buku, sudah. Sampai-sampai saran mengusapka­n batu cincin di lidah si kecil hingga memukulkan daun ke bibir anak juga dilakukan. Tapiiiii, katakata anak masih terbatas pada mama, papa, atau mamam. Duh, gimana ini?

-

KEMAMPUAN berbicara setiap anak memang berbeda-beda. Di situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), si kecil mulai mampu mengucapka­n kata sederhana –bukan babbling– pada umur 9–12 bulan. Meski begitu, proses anak belajar bicara dimulai jauh sebelum periode itu.

Play therapist Irene Phiten menjelaska­n, anak ”menyerap” kata-kata dari orang terdekatny­a sejak lahir. Kemampuan mereka berkomunik­asi diawali dengan memahami bahasa. ”Sesederhan­a memandang atau mengamati orang yang berbicara,” kata Irene dalam webinar Membantu Anak yang Kesulitan dalam Bahasa dan Komunikasi.

Seiring berkembang­nya sistem saraf otak, kemampuan anak untuk memproses bahasa berkembang. Anak biasanya mampu mengucap kata dan kalimat sederhana sebelum usia 24 bulan. ”Kemampuan otak dalam bahasa ini jalan terus hingga usia remaja, bahkan dewasa,” lanjutnya.

Master trainer BrainFit Indonesia itu menjelaska­n, orang tua sering melalaikan kemampuan bahasa anak. Sebab, ia tidak kentara bila dibandingk­an dengan pertumbuha­n fisik atau kemampuan motorik yang bisa dengan jelas diamati. ”Banyak yang baru sadar ketika anak bertemu teman seumuranny­a. Kok anakku tidak secerewet yang lain, ya?” imbuhnya.

Pada kondisi begitu, orang tua perlu bergerak cepat mengoreksi. ”Sebaiknya sebelum anak mulai masuk lingkungan sosialisas­i atau sekolah,” ucap play therapist lulusan Big Toes Little Toes Inggris itu.

Sebab, anak yang memiliki gangguan komunikasi –baik masalah dalam menyimak maupun bertutur– amat mungkin dikucilkan. Alhasil, kondisi psikis mereka terganggu. Pencapaian akademis pun ikut terdampak. Di sisi lain, anak pun terbebani secara psikologis. Karena dianggap lemot, mereka pun menjadi penyendiri.

Tip dari Irene, tahap intervensi bisa dimulai dari rumah. ”Ciptakan lingkungan rumah yang nyaman untuk mengobrol dan berdiskusi,” saran dia. Hasil intervensi memang akan lebih baik jika tahap itu dilakukan saat anak masih kecil. ”Perlu diingat, otak manusia akan terus berkembang hingga mereka mencapai usia dewasa. Stimulasi bisa terus diberikan,” tegasnya.

 ?? FOTO ILUSTRASI DIPERAGAKA­N OLEH: LAURA WINDRI MARETHA (ANAK), DWI AGUSTIN, FOTO: ALLEX QOMARULLA/JAWA POS ??
FOTO ILUSTRASI DIPERAGAKA­N OLEH: LAURA WINDRI MARETHA (ANAK), DWI AGUSTIN, FOTO: ALLEX QOMARULLA/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia