Butuh Jaminan Liga Terus Berjalan
KEDIRI, Jawa Pos – Keluhan soal panduan protokol kesehatan tidak hanya datang dari Persebaya Surabaya. Tim Jawa Timur lainnya, Persik Kediri, meminta segera ada kejelasan soal protokol kesehatan dari federasi.
’’Panduan protokol kesehatan menjadi bagian penting dalam upaya mencegah persebaran Covid-19,’’ ujar Presiden Persik Abdul Hakim Bafagih. Diharapkan, panduan protokol itu bisa segera datang dalam waktu dekat. Sebab, klub berjuluk Macan Putih tersebut berencana menggelar latihan pada 10 Agustus mendatang.
Hakim berharap panduan itu bisa mencegah pemain, pelatih, dan ofisial terinfeksi Covid-19. Maklum, mereka akan kembali berlatih saat pandemi belum mereda. Jika tidak ada panduan protokol kesehatan, ditakutkan ada pemain yang terserang Covid-19. Nah, jika ada pemain yang positif Covid-19, Hakim ingin ada kejelasan siapa yang harus bertanggung jawab. Yakni, klub atau federasi. ’’Sebenarnya, klub tidak menginginkan hal tersebut terjadi. Tetapi, PT LIB (Liga Indonesia Baru) perlu memikirkannya dengan matang,’’ katanya.
Selain itu, jika ada pemain yang terinfeksi, apakah kompetisi tetap dilanjutkan? Sebab, kalau dihentikan, kondisi itu jelas sangat merugikan klub. Sebab, mereka sudah melakukan renegosiasi kontrak dengan pemain. Artinya, klub harus tetap membayar gaji pemain meski kompetisi mandek. ’’Karena sekali lagi, kami tidak bisa memprediksi kapan pandemi Covid-19 ini berakhir. Khawatir liga berhenti lagi,’’ jelasnya. Karena itu, Persik membutuhkan jaminan agar kompetisi tidak mandek lagi.
Di sisi lain, Hakim juga berharap federasi memenuhi keinginan klub soal besaran subsidi. Sejauh ini, PSSI masih akan memberikan subsidi Rp 800 juta. Jumlah itu dinilai kurang. Bahkan, Hakim mempunyai hitung-hitungan sendiri. Hitungan itu berdasar kapasitas stadion. Dia menyebutkan, rata-rata kapasitas stadion adalah 25.600. ’’Dengan harga tiket Rp 50 ribu per orang. Setelah itu, dikalikan beberapa pertandingan home sisa, ketemunya jadi Rp 19,2 miliar,’’ ucapnya.
Nah, jika diasumsikan stadion terisi separo, pendapatan yang diperoleh menjadi Rp 9,6 miliar. ’’Lalu, setelah dibagi 8 bulan, jadi Rp 1,2 miliar. Itu dasar perhitungannya,’’ tuturnya. Karena itu, dia berharap subsidi yang diberikan Rp 1,2 miliar.