Jawa Pos

Kamar Ganti Bali United pun Harus Pindah di Luar Ruangan

Proteksi ketat dilakukan manajemen Bali United sejak mereka menggelar latihan perdana Senin lalu (3/8). Mereka tak hanya melarang suporter dan awak media berada di area lapangan tempat berlatih. Manajemen Serdadu Tridatu juga harus memindah lokasi kamar g

- Jakarta FARID S. MAULANA,

SEJAK pagi, dua kitman Bali United, I Wayan Ruet Bagero dan Suhartono, terlihat sibuk di Lapangan Trisakti, Legian, kemarin (6/8). Mereka sudah mempersiap­kan seluruh kebutuhan tim untuk latihan. Mulai jersey hingga cone-cone di tengah lapangan.

Tak lupa, sebelum menaruh di tempat yang sesuai, Wayan dan Suhartono menyemprot­kan disinfekta­n terlebih dahulu. Bukan hanya perlengkap­an latihan, gagang pintu hingga kursi yang mungkin akan diduduki pemain juga ikut disemprot.

Persiapan tersebut memang berbeda dengan kebiasaan yang dilakukan sebelum pandemi korona melanda. Selain wajib menyemprot­kan disinfekta­n, kerja keduanya harus ekstra. Walau latihan baru digelar sore, mereka tetap harus datang pagi untuk mempersiap­kan semuanya agar sesuai dengan protokol kesehatan.

Tak heran, tiap kali latihan, beberapa pemain memuji kinerja para kitman tersebut. Gavin Kwan, misalnya. Ucapan terima kasih disampaika­n Gavin karena para kitman sudah melancarka­n proses latihan Bali United sesuai protokol kesehatan. ’’Saya salut, kerja keras sejak pagi menata semuanya agar berjalan lancar juga. Ditata social distancing-nya tetap terjaga, jarakjarak­nya terjaga. Tidak mudah seperti ini setiap hari,’’ paparnya.

Gavin menambahka­n, dirinya dan rekan-rekan di Bali United memang harus cepat beradaptas­i dengan situasi yang ada. Sempat aneh, tapi dia dan rekan-rekan mencoba menikmati.

Salah satu yang dianggap berbeda adalah ketika melakukan latihan fisik selama beberapa hari terakhir.

Ketika pemanasan, joging yang biasanya dilakukan bersama-sama seluruh anggota tim kali ini terpaksa dibagi jadi empat kelompok. Jarak antar pemain ketika berlari juga dijaga. Tidak ada yang berdekatan.

Bahkan, Gavin harus membiasaka­n dengan rasa ’’sepi’’ selama latihan Bali United. Biasanya, tiap kali latihan, suporter dan media begitu antusias memenuhi lapangan. ’’Ya kali ini kami harus bersabar. Untuk suporter juga jangan datang, tunggu kami saja. Tonton kami dari televisi nanti ketika pertanding­an,’’ ucapnya.

Satu hal lagi yang membuat pemain 24 tahun itu merasa aneh adalah ruang ganti. Biasanya, ketika latihan di Lapangan Trisakti, pemain Bali United punya kamar ganti indoor. Jadi, seluruh aktivitas tim untuk mempersiap­kan diri dilakukan di dalam ruangan.

Tapi, sejak Senin lalu (3/8), kamar ganti dalam keadaan terkunci. Imbasnya, pemain Bali United harus ganti di luar ruangan alias outdoor. Tas-tas besar yang berisi peralatan ganti pemain juga diletakkan di luar ruangan.

Malu? Pasti, awalnya. Namun, Gavin merasa tidak ada masalah. Sebab, apa yang dilakukan manajemen Bali United itu demi keselamata­n tim secara keseluruha­n. ’’Luar biasa profesiona­l, kami juga harus menjaga ini semua agar latihan tetap lancar,’’ ucapnya.

Pelatih Bali United Stefano Cugurra Teco mengaku tidak tahu sampai kapan protokol kesehatan akan diterapkan. Yang pasti, pihaknya juga mendukung apa yang dilakukan manajemen. ’’Ya karena ini demi kebaikan semuanya ya. Mudah-mudahan tidak ada yang sakit di tim,’’ bebernya.

Hal senada disampaika­n asisten pelatih Bali United Eko Purdjianto. Menurut dia, para pemain benarbenar menunjukka­n profesiona­lisme dalam latihan. Mereka sangat menaati protokol kesehatan yang diterapkan selama latihan. ’’Kendalanya hanya kondisi fisik pemain memang menurun, itu saja. Untuk kesehatan lainnya, tidak ada masalah,’’ tutur Eko.

 ?? ALIT BINAWAN/RADAR BALI ?? HARUS STERIL: Ilija Spasojevic (kanan) mencuci tangannya sebelum masuk Lapangan Trisakti, Legian, Senin lalu (3/8).
ALIT BINAWAN/RADAR BALI HARUS STERIL: Ilija Spasojevic (kanan) mencuci tangannya sebelum masuk Lapangan Trisakti, Legian, Senin lalu (3/8).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia