Sempat Berhenti karena Pandemi
SURABAYA, Jawa Pos − Proyek saluran di Jalan Mayjen Sungkono sempat mengalami kendala. Proyek senilai Rp 6,8 miliar itu berhenti selama tiga bulan akibat pandemi Covid-19. Pemkot menjadwalkan ulang pengerjaannya.
Berdasar jadwal, proyek yang dimenangkan PT Jayatika Teknik pada lelang Februari itu seharusnya dimulai Maret. Namun, pertengahan Maret pemerintah menetapkan status darurat atas bencana nonalamCovid-19.”Akhirnya,diberisurat olehpemkotbulanApriluntukmenghentikan pekerjaan,”ujarProjectManagerPTJayatika Teknik Mei Sunarko kemarin (6/8).
Dalam surat tersebut, pemkot meminta pelaksana proyek menghentikan pekerjaan sejak 22 April sampai 8
Juni. Pada akhir Juni, pekerjaan yang tertunda digarap lagi. ”Jadi, bukan mangkrak. Tapi, memang sempat berhenti tiga bulan,” kata Mei.
Mei mengaku sempat mengalami kendala teknis sebelum pengerjaan. Sebab, bahan yang akan dipakai harus melalui uji material terlebih dahulu. Tempat pengujiannya di ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember). Nah, saat itu, tempat pengujian material belum bisa melayani karena masih PSBB (pembatasan sosial berskala besar). Karena itu, proyek baru bisa dikerjakan akhir Juni.
Terkait hasil sidak dewan yang tidak menemukan pekerja di lapangan, Mei menjelaskan bahwa pekerjaan dilakukan pada malam. Khususnya pekerjaan besar seperti pemasangan U-ditch dan penggalian saluran. Sore pekerja hanya melakukan pekerjaan minor.
Alasannya, pelaksana proyek tidak mendapat izin dari kepolisian untuk melakukan pekerjaan pada siang. Sebab, kondisi lalu lintas akan terganggu parah. ”Di sisi timur itu kan ada lampu merah. Kalau dikerjakan siang, lalu lintas pasti sangat terganggu dan berbahaya bagi pengguna jalan. Itu alasan dari pihak kepolisian,” terangnya.
Karena itu, pihaknya belum bisa memenuhi keinginan anggota dewan yang menghendaki proyek dikerjakan 24 jam. Sebab, kondisi lalu lintas memang tidak memungkinkan. ”Untuk pekerjaan besar, kami kerjakan malam sampai menjelang pagi. Kami kebut,” kata Mei.
Mei mengatakan, proyek itu harus selesai selama enam bulan. Hingga saat ini, progres pengerjaannya sudah 25 persen. Akhir bulan ini, konstruksi saluran harus terpasang semua. September baru pengerjaan tahap akhir di bagian jalur pedestrian dan bisa diselesaikan pada November sesuai target.
Secara terpisah, Kepala Bidang Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Ganjar Siswo Pramono mengakui, memang ada reschedule pekerjaan karena pandemi. Namun, dia optimistis proyek saluran sepanjang 535 meter itu bisa selesai tepat waktu. ”Itu sudah on the track. Jadi, tidak ada masalah,” jelasnya.