Belajar Sejarah Sekaligus Inspirasi Berkreasi
Hadirkan Museum Mini dalam Perpustakaan
SURABAYA, Jawa Pos – Perpustakaan seakan hanya lekat dengan deretan buku di rak. Padahal, fungsi perpustakaan bisa diwujudkan bukan hanya oleh buku. Bisa juga dalam bentuk museum mini. Misalnya, yang diwujudkan pada area masuk Perpustakaan Universitas Ciputra.
Deretan kotak kaca berisi terakota beragam bentuk diletakkan sebelum masuk ke ruang buku. Koleksi-koleksi tersebut diambil dari Museum Gubuk Wayang di Mojokerto. Ada juga wayang beber tentang Ande-Ande Lumut. Tema besar dari artefak yang dipajang adalah budaya Panji.
Cerita-cerita Panji lahir sekitar 200 tahun sebelum Majapahit yang melahirkan artefakartefak tersebut. ’’Tapi, Panji digunakan Majapahit untuk menjadi cerita pemersatu,’’ ucap Michael N. Kurniawan, kepala Centre for Creative Heritage Studies, selaku kurator museum mini tersebut. Kisah-kisah Panji dihidupkan Majapahit untuk mempromosikan karakter baik seperti rasa setia dan teladan lainnya.
Tiap kotak kaca mewakili kelompok khusus. Misalnya, salah satu kotak kaca menampilkan patung kepala perempuan dengan beragam aksesori yang dikenakan. Michael menuturkan, hal itu menunjukkan keberagaman.
Yehuda Abiel, pejabat sementara (Pjs) kepala biro perpustakaan menuturkan museum mini tersebut hadir bukan hanya untuk belajar sejarah. Melainkan juga sebagai inspirasi kreasi masa kini. ’’Kami punya banyak koleksi buku terkait Majapahit. Tapi, ketika dihadirkan bendanya, pengunjung pasti lebih melirik,’’ imbuh Abi, sapaan Yehuda. Rasa tertarik itu bisa jadi awal untuk menghasilkan kreasi baru dengan basis sejarah. Misalnya, komik atau cerita anak dengan sisipan sejarah.
’’Bukan hanya karya tulisan, misalnya. Bisa juga untuk fashion atau desain interior,’’ ucap Michael saat ditemui kemarin (6/8). Dalam dua kotak kaca lain juga ada kelompok benda serupa miniatur rumah, potongan genting, dan ukir-ukiran. ’’Ini bisa jadi inspirasi bagi mereka yang jurusan desain interior, misalnya,’’ paparnya.