Manfaatkan Infrared pada Alat Cuci Tangan
SURABAYA, Jawa Pos − Mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya menciptakan alat pencuci tangan Winner 3in1. Teknologi tepat guna (TTG) tersebut akan diaplikasikan ke program kuliah kerja nyata (KKN) berbasis domisili.
Inovasi Winner 3in1 tersebut diciptakan Cahyaningrat Adhi Pratama. Mahasiswa fakultas teknik itu merupakan salah satu peserta program KKN berbasis domisili. Adhi mengatakan, inovasi tersebut adalah alat pencuci tangan 3 in 1. Kegunaannya meliputi wastafel pencuci tangan, air sabun, dan pengering tangan. ”Semuanya menggunakan sensor infrared. Jadi, otomatis tanpa menyentuh alat,” ujarnya.
Inovasi tersebut, lanjut dia, sudah dibuat dalam bentuk prototipe. Adhi juga telah mengaplikasikan di masjid daerah rumahnya. Yakni, kawasan Kecamatan Bulak. ”Saya juga ingin mengajari warga untuk membuat alat tersebut sehingga dapat diproduksi sendiri,” ujarnya.
Meski dalam kondisi pandemi Covid-19, mahasiswa tetap harus melaksanakan program KKN. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UM Surabaya menetapkan KKN berbasis domisili mahasiswa.
Hal itu dilakukan untuk mencegah transmisi dari kota satu ke kota lainnya. Kegiatan tersebut diikuti 1.001 mahasiswa. Mereka tersebar di berbagai provinsi. Pembukaan sekaligus pelepasan mahasiswa program KKN di era pandemi Covid-19 berbasis domisili berlangsung kemarin (6/8). Pelepasannya dilakukan secara daring oleh Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur Emil Dardak.
Rektor UM Surabaya Sukadiono mengatakan, dalam program KKN di era pandemi tersebut, mahasiswa diwajibkan untuk membuat program pencegahan persebaran Covid-19. ”Program tambahan tersebut terkait teknologi tepat guna atau pendampingan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang terkena dampak Covid-19,” ujarnya.