Baru 21 Orang Jadi Pendonor Plasma
UTD PMI Upayakan Jemput Bola
SURABAYA, Jawa Pos – Jumlah pendonor plasma konvalesen di Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Surabaya masih sedikit. Minimnya kesadaraan dari pasien sembuh Covid-19 dan keraguan untuk mendonor menjadi penyebab belum maksimalnya pendonor plasma. Sementara itu, kebutuhan rumah sakit terkait plasma konvalesen masih tinggi.
Hingga kemarin, baru 21 pendonor plasma konvalesen di UTD PMI Surabaya. Mereka merupakan pasien Covid-19 yang telah sembuh setelah sebelumnya dirawat. Mereka diperbolehkan donor setelah lolos serangkaian persyaratan.
Humas UTD PMI Surabaya Martono Adi mengatakan, masih minimnya pendonor plasma konvalesen terjadi karena beberapa sebab. Salah satunya, kekhawatiran mantan pasien Covid-19. Mereka merasa kondisinya belum sembuh betul.
”Ada rasa takut, padahal donor plasma ini aman,” ucapnya.
Soal lainnya adalah adanya beberapa alamat yang tidak sinkron. Petugas UTD PMI Surabaya telah melakukan upaya jemput bola dengan mendatangi rumah pasien sembuh Covid-19. Namun, saat ke lokasi ternyata alamatnya tidak sesuai.
UTD PMI Surabaya telah mengantongi sekitar 500 nama dan alamat mantan pasien Covid-19. Data tersebut didapat dari Pemkot Surabaya berdasar hasil pendataan pasien yang telah sembuh dan dinyatakan telah sehat.
Masih minimnya jumlah pendonor plasma konvalesen berbanding terbalik dengan kebutuhan rumah sakit. Yang justru setiap hari membutuhkan ketersediaan plasma konvalesen. ”Tapi, ketersediaannya tidak banyak. Per rumah sakit ada yang minta enam kantong,” ungkapnya. Banyak rumah sakit yang membutuhkan plasma konvalesen untuk membuktikan sebenarnya ketersediaannya sangat dibutuhkan. Dan mungkin cocok untuk terapi pasien Covid-19.
Untuk bisa donor plasma konvalesen, memang ada persyaratan khusus. Belum tentu semua pasien sembuh Covid-19 bisa mendonorkan plasmanya. Persyaratan itu, di antaranya, adalah pendonor harus laki-laki. Berusia minimal 17 tahun hingga 60 tahun. Berat minimal pendonor 55 kilogram. UTD PMI Surabaya tidak merekomendasikan pendonor perempuan dan sudah pernah melahirkan karena berisiko.
Selain upaya jemput bola, UTD PMI Surabaya menerima pendonor plasma yang secara sukarela mengajukan diri. Pendonor tinggal datang ke kantor UTD PMI Surabaya. Di sana, petugas akan mengecek pendonor yang datang layak atau tidak menyumbangkan plasmanya.