Penjualan Bendera Turun Ratusan Juta Rupiah
SURABAYA, Jawa Pos – Wajah Mohammad Sholikhin lesu. Beda dengan Agustus tahun lalu, wajahnya semringah. Sebab, pendapatannya saat itu selalu naik. Namun, sekarang penjualan bendera dan hiasan justru menurun 70 persen. Penyebabnya adalah pandemi Covid-19.
Jika tahun lalu dia mampu mengirimkan puluhan ribu atribut Merah Putih ke luar kota, sekarang hanya ribuan atribut. Apalagi yang di dalam kota. Hanya ratusan kodi bendera dan umbul-umbul yang dikirim. ’’Penurunannya jauh jika dibandingkan dengan tahun lalu,’’ kata Sholikhin, pengusaha bendera di Kampung Darmo Rejo Gang III-B.
Bulan ini selalu dinanti warga Kampung Darmo Rejo. Mereka selalu berjualan bendera dan aneka hiasan kemerdekaan. Menurut Sholikhin, sebagian besar penjual mengambil dagangan dari dirinya. Sayangnya, tahun ini animo pembeli berkurang. Akibatnya, omzet menurun drastis. Bahkan sampai ratusan juta rupiah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Untungnya, penjualan bendera sedikit mengalami kenaikan. Beda dengan atribut Merah Putih yang penjualannya turun hampir 70 persen.
Ada beberapa faktor yang membuat penjualan menurun. Salah satunya, banyak kantor yang sudah tutup. Atau, anggaran belanja berkurang. Apalagi, saat ini tidak ada lomba di kampung. Alhasil, RT atau RW tidak membeli hiasan. ’’Memang dampak pandemi ini sangat terasa,’’ ujar Sholikhin.
Sementara itu, pedagang dan pembuat umbul-umbul dan bendera, Masrukhan, menyatakan bahwa penjualan bendera naik.
Sebab, yang jual hanya orang Surabaya. Beda dengan tahun lalu, banyak pedagang luar kota yang masuk ke Surabaya. ’’Produksi bendera naik sekitar 25 persen. Meski tidak siginifikan, setidaknya bisa menutupi penurunan omzet dari umbul-umbul,’’ terangnya.