Penumpang KA Kembali Meningkat
MOJOKERTO, Jawa Pos– Jumlah penumpang di Stasiun Mojokerto perlahan mulai meningkat. Itu seiring bertambahnya operasional perjalanan kereta api (KA) jarak jauh dan menengah. Kepala Stasiun Mojokerto Agus Wuljono mengatakan, sejak pandemi Covid-19, sejumlah operasional KA dibatasi.
Mulai Agustus ini, secara bertahap PT KAI Daop 8 Surabaya kembali menambah dua perjalanan yang melintas di Stasiun Mojokerto. ”Minggu ini ada tambahan KA Wijayakusuma dan Pasundan,” paparnya kemarin. Namun, kata dia, pelayanan KA jarak jauh tersebut hanya berlangsung pada akhir pekan. Menurut Agus, KA Pasundan relasi Surabaya−Bandung maupun KA Wijayakusuma relasi Surabaya−Cilacap
itu dioperasikan tiga hari dalam seminggu. ”Cuma jalan hari Jumat, Sabtu, dan Minggu,” jelasnya.
Dengan adanya tambahan dua lokomotif tersebut, jumlah penumpang ikut terkerek naik. Jika pada hari biasa rata-rata penumpang yang naik dari Stasiun Mojokerto berkisar 200−300 orang, pada akhir pekan jumlahnya sedikit bertambah menjadi 350−400 penumpang. ”Itu sudah mentok. Belum ada kenaikan yang siginfikan,” katanya.
Mantan kepala Stasiun KA Solo Jebres itu menyebutkan, belum adanya lonjakan penumpang disebabkan berbagai faktor. Salah satunya terkait kebijakan rapid test yang masih menjadi persyaratan bagi penumpang. Meski PT KAI telah menyediakan fasilitas rapid test di sejumlah tempat pemberhentian kereta, di Stasiun Mojokerto belum tersedia fasilitas tersebut.
Karena itu, lanjut Agus, jumlah penumpang yang cukup stabil adalah pada perjalanan KA Dhoho. Kereta lokal yang melayani rute Surabaya−Blitar itu juga telah ditambah menjadi lima armada dari sebelumnya dibatasi tiga kereta. KA Turangga relasi Surabaya Gubeng−Bandung dan KA Bima relasi Malang−Surabaya−Jakarta masih tetap beroperasi sejak Juli lalu. Namun, KA Jenggala Mojokerto−Sidoarjo hingga saat ini masih diparkir untuk menunggu izin pengoperasian perjalanan. ”Untuk Sidoarjo mungkin sudah diajukan, tapi jalannya entah kapan,” ungkap Agus.