Wisata di Pantai Watu-Watu, Warga Abaikan Protokol
SURABAYA, Jawa Pos − Kawasan Pantai Watu-Watu tampak dipadati pengunjungkemarin(20/8).Pengunjung berpiknik di sepanjang garis pantai dengan alas duduk yang disediakan para pedagang di sana. Ada pula yang menikmati wahana wisata perahu untuk keliling kawasan pantai.
Bertepatan dengan tanggal merah, waktu luang dimanfaatkan sebagian orang untuk berwisata. Beberapa tempat wisata yang tutup membuat tempattempat alternatif ramai dikunjungi. Salah satunya kawasan Pantai WatuWatu, Kecamatan Bulak.
Sayangnya, pengunjung abai pada protokol kesehatan yang diterapkan. Tidak sedikit yang berkerumun tanpa mengenakan masker. Mereka berkerumun bersama pengunjung lain di satu tempat
Apalagi mereka dibuat nyaman dengan perlengkapan tambahan yang disediakan. Ada tikar yang disediakan pedagang untuk yang membeli makanan di sana.
Salah seorang pengunjung Dika Febriansyah mengatakan, sebenarnya Pantai Watu-Watu bukan tujuan utamanya. Sebab, sebelumnya dia hendak berkunjung ke Taman Hiburan
Pantai (THP) Kenjeran. ”Tidak tahunya masih tutup. Jadi, anakanak saya ajak ke sini biar tidak kecewa,” papar pengunjung asal Karang Pilang itu.
Hal yang sama diungkapkan Ismiyati. Dia mengira Taman Suroboyo juga sudah dibuka. Namun, ternyata masih tutup. ”Kalau bisa, dibuka sajalah. Toh, tempat-tempat lain sudah pada buka,” ujar wisatawan dari Rungkut itu.
Selain menikmati pantai, tidak sedikit yang menjajal wisata perahu. Cukup membayar Rp 10 ribu, mereka akan diajak berkeliling di kawasan Pantai Watu-watu. Sayangnya, tidak ada pembatasan penumpang yang naik.
Mereka mengisi maksimal perahu itu. Antara 8−10 orang. Jarak antarpenumpang juga kurang dari setengah meter. Plus alat keselamatan yang minim. Di bagian lain, lagi-lagi pedagang kaki lima (PKL) menjebol pagar Pantai WatuWatu. Mereka mendirikan lapak dan mangkal di tempat tersebut. Padahal, mereka sudah berkalikali ditindak.
Camat Bulak Budi Hermanto mengatakan, keramaian di kawasan Pantai Watu-Watu itu tidak berlangsung lama. ”Kami langsung lakukan pembubaran konsentrasi orangorang di sana. Siang sudah tidak tampak lagi kerumunan itu,” jelasnya.