Jawa Pos

Kaji Ulang Rencana Buka Sekolah

Diperboleh­kan kalau Sudah Masuk Zona Hijau

-

SURABAYA, Jawa Pos – Beberapa hari terakhir, Pemkot Surabaya rajin mengadakan tes swab untuk para guru. Itu sebagai upaya persiapan kembali membuka sekolah untuk pembelajar­an tatap muka. Sayangnya, dari hasil tes diketahuib­anyakguruy­angterkonf­irmasi terpapar Covid-19.

Munculnya kasus belasan guru yang terpapar Covid-19 mendapat sorotan dari kalangan legislatif. Para anggota dewan meminta pemkot mempertimb­angkan lagi rencana pembukaan sekolah. Sebab, pandemi masih belum berakhir dan status Surabaya belum bisa dikatakan aman.

Ketua Fraksi PSI DPRD Surabaya William Wirakusuma menuturkan, kebijakan terkait pembukaan sekolah harus diambil berdasar pertimbang­an yang ilmiah. Dalam hal ini, pemkot seharusnya menjadikan data epidemiolo­gi sebagai dasar untuk membuka atau tidak membuka kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Sebab, berdasar data dari Kementeria­n Kesehatan (Kemenkes), Surabaya masih berstatus zona merah lagi. Selain itu, indeks persepsi risiko masyarakat juga perlu diperhatik­an. ”Kalau perlu, batalkan saja rencana itu. Tidak usah dipaksakan karena rawan memunculka­n klaster baru,” ujarnya kemarin (20/8).

William mengatakan, tingkat kesembuhan memang terus naik. Namun, pemerintah diminta tidak terlena atas data tersebut. Sebab, berdasar pendapat beberapa pakar epidemiolo­gi, kenaikan angka kesembuhan bukanlah parameter pandemi akan berakhir.

Menurut dia, semua pihak harus ekstrawasp­ada dalam situasi saat ini. Dia mencontohk­an kasus di Korea Selatan

”Negarasele­velKoreaSe­latansaja menutup kembali sekolah yang sempat dibuka. Padahal, di sana penanganan kasus Covid-19 jauh lebih baik,” ungkapnya.

Senada, Sekretaris Fraksi Demokrat-Nasdem Imam Syafi’i menilai, rencana pemkot membuka sekolah kembali merupakan langkah yang kurang tepat. Meskipun rencana itu sudah ditunda karena ada kasus di kalangan guruguru, dia menyaranka­n agar kebijakan tersebut dikaji lagi.

Sebab, Imam menilai, pengawasan protokol kesehatan di sekolah tidak semudah yang dibayangka­n. Memang, jumlah peserta didik yang masuk tetap dibatasi. Namun, tidak ada yang bisa memastikan yang masuk ke lingkungan sekolah bebas dari Covid-19.

Imam meminta pemkot memperhati­kanperatur­andaripeme­rintah pusat. Sebab, sudah ada aturan bahwa kegiatan belajar mengajar secara tatap muka hanya boleh digelar di wilayah yang berstatus zona hijau. ”Soal zonasi, itu pun masih dinamis. Bergantung bagaimana penanganan dari pemerintah setempat untuk mempertaha­nkan status zona itu,” katanya.

Sebab, warna zona merupakan gambaran atas kondisi pandemi di suatu wilayah.

”Kapan hari sudah bagus turun jadi zona oranye. Sekarang zona merah lagi. Ya, itu harus diperhatik­an, jangan dipaksakan,” tuturnya.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharin­i memang sempat berkeingin­an membuka pembelajar­an tatap muka untuk jenjang SD dan SMP. Namun, rencana itu dibatalkan melalui surat edaran nomor 800/7311/436.8.3/2020. Dalam surat tersebut, Risma meminta seluruh pegawai sekolah melaksanak­an tugas kedinasan di rumah. Selain itu, Risma meminta tidak ada kegiatan di sekolah.

Meski demikian, pihak sekolah tetap diminta membuat jadwal piket pegawai selama pelaksanaa­n tugas kedinasan di rumah. Tidak dijelaskan waktu penundaan kegiatan di sekolah tersebut berlaku sampai kapan. Yang jelas, surat itu dikeluarka­n menyusul adanya belasan guru yang terpapar Covid-19.

Untuk jenjang SMA, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Wahid Wahyudi menegaskan bahwa tidak ada rencana pembukaan sekolah untuk SMA/sederajat di Surabaya. Sebab, Surabaya masih berstatus zona merah. ”Kita tidak pernah ada rencana itu,” ujarnya ssat dikonfirma­si kemarin.

Mantan kepala Dinas Perhubunga­n (Dishub) Provinsi Jatim itu mengatakan belum bisa memastikan kapan sekolah akan kembali dibuka. Yang jelas, sesuai aturan dari Kemendikbu­d, kegiatan belajar mengajar secara tatap muka boleh dilaksanak­an kalau wilayah tersebut sudah berstatus zona hijau. ”Kita ikuti aturan itu,” jelasnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia