Petisi Itu Berbunyi: Beri Lewandowski Ballon d’Or 2020
Robert Lewandowski mempersembahkan treble buat Bayern Muenchen sekaligus menjadi top scorer di semua ajang yang diikutinya. Tapi, semua itu mungkin tak akan terjadi kalau bukan karena letusan gunung di Islandia pada musim panas sedekade silam.
ANDAIKAN gunung di Islandia tak meletus hari itu. Andaikan semua penerbangan tak dibatalkan akibat erupsi di musim panas 2010 itu
■
Bisa jadi Robert Lewandowski tidak akan pernah merayakan gelar Liga Champions seperti yang direngkuhnya bersama Bayern Muenchen dini hari kemarin WIB.
’’Hari itu yang mengubah hidupku. Jika tak ada musibah itu dan aku bisa pergi ke Blackburn, mungkin aku akan tetap tinggal di sana (Blackburn),’’ ungkap striker asal Polandia tersebut.
Pada suatu hari di musim panas 2010 itu, Lewy, sapaan akrabnya, dijadwalkan meneken kontrak dengan klub Inggris Blackburn Rovers. Sam Allardyce, pelatih Blackburn saat itu, tertarik dengan top scorer Lech Poznan di Ekstraklasa alias Liga Utama Polandia musim itu dengan 18 gol tersebut.
’’Aku punya kesempatan bergabung. Tapi, aku ingin melihat pertandingannya, tempat latihannya, dan bertemu Allardyce. Waktu itu, aku pikir ini akan jadi kesempatan bagus bagiku,’’ tutur pemain kelahiran Warsawa itu kepada The Times.
Sayangnya, impiannya dapat merasakan kompetisi elite seperti Premier League bersama The Roar, julukan Blackburn, dirusak gunung berapi Eyjafjallajokull. Tepat pada hari ketika dia duduk di kursi Bandara Chopin Warsawa dengan tiket menuju ke Inggris yang sudah di tangan, gunung berapi aktif di Islandia itu pun meletus.
’’Langit dipenuhi awan abu dari letusan gunung berapi itu. Itu terjadi selama seminggu dan tak ada yang bisa terbang di seluruh penjuru Eropa. Tiket telanjur dipesan, tapi kami tidak bisa pergi,’’ kata Lewy.
Nah, sebulan berselang, datanglah tawaran untuk bergabung dengan salah satu klub elite Bundesliga. Borussia Dortmund. Lewy pun memilih Dortmund yang kala itu masih dibesut tactician Liverpool FC saat ini, Juergen Klopp. Siapa sangka, kebiasaan Klopp mengajaknya bertaruh saat latihan berefek ke permainannya.
Dilansir The Guardian, Klopp akan memberi uang EUR 50 (Rp 866,8 ribu) kepada Lewy jika mampu mencetak 10 gol dalam sesi latihan di Strobelallee, kamp latihan Dortmund. ’’Pada sesi pertama aku dapat mencetak tiga atau empat gol. Setelah tiga bulan, aku bisa menciptakan lebih dari 10 gol. Setelah itu dia berkata: Itu (golnya) sudah berlebihan. Aku sudah tak sanggup membayarmu lagi. Mungkin ini bagian dari caranya membangkitkan mentalitasku,’’ kenang Lewy.
Benar saja. Bersama Die Borussen, julukan Bayern, insting golnya semakin mengganas. Di musim keduanya, suami Anna Lewandowska itu langsung jadi top scorer DFBPokal
dengan tujuh gol. Lalu, baru pada musim 2013–2014 Lewy berhasil merengkuh gelar Torjaegerkannone alias top scorer Bundesliga.
Ketajamannya bertahan ketika dia memilih menyeberang ke Bayern pada musim panas 2014. Faktanya, termasuk musim ini, top scorer sepanjang masa timnas Polandia itu bisa empat kali menahbiskan dirinya sebagai raja gol Bundesliga. Musim ini bukan hanya status raja gol Bundesliga yang dia dapat.
Bomber 32 tahun itu pun mencatatkan namanya sebagai pemilik Sepatu Emas Eropa dengan total 55 gol. Lewy mengakhiri dominasi Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo dalam persaingan berebut gelar itu. Dia memuncaki raihan itu dengan mempersembahkan trofi ketiga Bayern setelah menundukkan PSG 1-0 dalam final Liga Champions di Lisbon kemarin dini hari WIB.
Sukses yang membuatnya tak menyesali letusan Gunung Eyjafjallajokull. ’’Jangan pernah berhenti bermimpi. Jangan pernah menyerah saat Anda gagal. Bekerja keraslah agar kalian bisa mencapai tujuan kalian,’’ tulis Lewy dalam akun Instagram-nya.
Sayangnya, semua prestasi itu dicatat saat majalah sepak bola France Football telah menegaskan bahwa tahun ini mereka akan meliburkan penganugerahan Ballon d’Or karena pandemi Covid-19. Tapi, CEO Bayern Karl-Heinz Rummenigge sebelum final sempat menyebut tahun ini tetap ada award untuk Lewy. Itu berasal dari FIFA yang dia sebut akan menggelar The Best FIFA.
’’Karena dia (Lewy) layak mendapatkannya (Ballon d’Or atau gelar pemain terbaik dunia lainnya),’’ ungkap Kalle, sapaan akrab Rummenigge.
Nyatanya, sampai saat ini FIFA belum juga mengafirmasi ucapan Kalle tersebut. Karena itu, sejak kemarin muncul petisi agar Ballon d’Or kembali digelar.
’’Beri Lewandowski gelar Ballon d’Or 2020,’’ tulis petisi untuk Lewy tersebut dalam laman Change.org.
Sampai tadi malam WIB, sudah ada 8.914 fans yang menandatangani petisi tersebut. Petisi itu ditujukan untuk France Football agar menarik keputusannya soal ajang Ballon d’Or 2020.
’’Hampir seluruh fans di dunia mendukungnya (Lewy),’’ klaim Robert Illguth yang kali pertama mengunggah petisi tersebut.
Dukungan luas itu bisa jadi tak akan dia dapatkan seandainya erupsi tak menghalanginya ke Blackburn 10 tahun silam. Lewy mungkin saja akan turut tenggelam bersama The Roar yang kini berkutat di kasta kedua Liga Inggris.