Wajib Ganti Baju, Imbau Mbontot
Edaran Risma kepada Pegawai Pemkot yang Ngantor
SURABAYA ,JawaPos–Langkahtaktisdan tegas ditempuh Pemkot Surabaya untuk mencegah persebaran Covid-19. Kemarin (24/8) Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membuatsurat edaran berisi enam perintah yang ditujukan kepadaribuan pegawai Pemkot Surabaya mulai kelurahan hingga dinas.
Bunyi perintah itu cukup terang. Yakni, melaksanakan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, cuci tangan, cek suhu tubuh, dan jaga jarak. Juga ada penyemprotan disinfektan setiap pagi dan sore di area kantor.
Risma juga memerintah para pegawai agar bisa bergantian bekerja dari rumah dan bekerja di kantor. Pengaturan jadwal tersebut diserahkan kepada organisasi perangkat daerah (ODP) masing-masing. Khusus pegawai yang tinggal di luar kota diminta tidak ke Surabaya alias bekerja dari rumah saja.
Dalam surat perintah tersebut juga ada tata cara di dalam kantor. Selain soal protokol kesehatan itu, pegawai wajib ganti pakaian ketika sampai di kantor. Wajib ganti baju pula sebelum pulang ke rumah.
Di dalam kantor, pegawai juga tak diperkenankan untuk menggunakan barang atau perlengkapan milik orang lain
Yang juga menjadi langkah taktis dalam pencegahan Covid-19 itu adalah saran membawa bekal dari rumah alias mbontot. Para pegawai disarankan tidak makan di luar kantor.
Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara menuturkan, surat edaran berisi enam perintah tersebut ditujukan untuk mencegah penularan Covid-19 di lingkungan Pemkot Surabaya. Surat mulai disebarkan kemarin dan berlaku efektif hari ini.
’’Pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi OPD masingmasing. Yang jelas, pelayanan publik tidak boleh terhambat,’’ jelas Febri kemarin (24/8).
Petunjuk teknis dalam surat edaran tersebut sebelumnya memang pernah dilakukan pemkot. Namun, belum ada yang sampai begitu detail atau ekstrem. Misalnya, mengganti baju saat masuk ke kantor dan pulang ke rumah. Begitu pula perintah agar pegawai yang tinggal di luar kota bekerja di rumah.
Febri menyebutkan bahwa kondisi di luar Surabaya memang tak bisa terpantau sedetail di Kota Pahlawan. Di Surabaya, peta persebaran di tiap gang atau jalan bisa dibaca semua orang.
’’Kepala dinas atau atasan dari staf tahu oh dia tinggal di gang ini, ada yang positif. Jadi, diminta bekerja di rumah dulu. Kalau yang dari luar kota kan ndak tahu sedetail itu,’’ jelas dia.
Untuk pegawai yang tinggal di Surabaya, diberlakukan 50 persen bekerja di rumah dan 50 persen bekerja di kantor. Waktunya disesuaikan dengan kondisi OPD masing-masing.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) Surabaya Irvan Widyanto menuturkan, pihaknya akan melaksanakan perintah wali kota tersebut mulai hari ini. Mereka yang berdomisili di Surabaya akan sehari bekerja dan sehari masuk sesuai dengan jadwal. ’’Yang luar kota seperti Sidoarjo, Gresik, dan Lamongan WFH (work from
home) dulu selama 14 hari,’’ kata Irvan.
Irvan yang juga menjadi wakil sekretaris gugus tugas percepatan penanganan Covid19 di Surabaya menyatakan, pegawai di Surabaya diminta benar-benar berada di rumah. Tidak malah keluyuran ke luar rumah. Sebab, tujuan utamanya adalah menghindari persebaran Covid-19. ’’Nanti ada laporannya lewat geotag,’’ ujar dia.
Sementara itu, seluruh kantor di Mal Pelayanan Publik Siola dinyatakan ditutup mulai kemarin. Kecuali ruang command center (CC) 112. Ruangan tersebut ditujukan untuk memantau kondisi kota melalui layar monitor yang terhubung dengan kamera pengawas. CC 112 juga melayani apabila ada warga yang membutuhkan pertolongan cepat darurat.
Gedung lima lantai itu ditempati dinas penanaman modal dan pelayanan terpadu satu atap, dinas kependudukan dan pencatatan sipil, dinas perdagangan, dinas kepemudaan dan olahraga, dinas kebudayaan danpariwisata,dinasperpustakaan dan kearsipan, serta ruanganruangan lain yang ditempati untuk pelayanan publik. Misalnya, pelayanan SIM Polrestabes Surabaya hingga kejaksaan.
Co-working space yang biasa dipergunakan warga untuk mengakses internet dan berbisnis start-up juga ditutup. Staf Humas Pemkot Jefry menyampaikan, mulai kemarin (24/8) co-working space koridor ditutup sampai batas waktu yang belum ditentukan. ’’Hingga pemberitahuan lebih lanjut,’’ ucapnya.
Tes swab untuk seluruh pegawai di Siola itu juga dilakukan secara bergelombang. Kemarin ada 608 orang yang mengikuti tes swab di Gelora Pancasila. Mereka adalah pegawai serta sejumlah guru SD dan SMP.
Wakil Ketua DPRD A. Hermas Thony menghitung sudah tiga kali Siola tutup. Dua kali saat awal kasus korona merebak. Kemudian, tutup lagi bulan ini. Menurut Thony, pemkot seharusnya belajar dari pengalaman karena virus korona di Surabaya masih mengganas. ’’Perlu penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat,’’ ucapnya.
Selain itu, penutupan Siola menunjukkan bahwa kantor pelayanan publik juga rentan terserang virus korona. Bukan hanya kawasan permukiman. Thony mengusulkan seluruh pegawai pemkot wajib mengikuti tes swab dan dilakukan tracing yang ketat untuk mengetahui sumber penularan korona jenis baru itu. ’’Setelah diketahui langsung diobati agar tidak menular ke warga,’’ paparnya.
Solusi kedua, pelayanan publik tetap dijalankan. Namun, memakai sistem online. Dengan cara itu, potensi penularan virus korona bisa dicegah. Menanggapi permintaan dewan, Irvan menyatakan bahwa pemkot terus berusaha menekan korona. Ke depan, seluruh pegawai di-swab. Termasuk kecamatan hingga kelurahan. ’’Seluruhnya uji usap masal,’’ tuturnya.