Jawa Pos

Toko Perlengkap­an Sekolah Jadi Agen BPNT

-

GRESIK, Jawa Pos - Penyaluran bantuan pangan nontunai (BPNT) di masa pandemi Covid-19 jatah Agustus hingga kemarin (24/8) masih berlangsun­g di beberapa desa. Hanya, meski sudah mendapat atensi dari banyak kalangan, termasuk aparat penegak hukum, distribusi sembako itu tetap menyimpang dari pedoman Kemensos.

Di desa di Kecamatan Menganti, misalnya, D, salah satu keluarga penerima manfaat (KPM), mengaku menerima sembako dalam bentuk paketan. Dia pun tidak bisa memilih komoditas sesuai pedoman. Bulan ini dia mendapat 13 kilogram (kg) beras, 1 kg jeruk, 1 kg apel, 0,5 kg kentang, seperempat kilogram kacang hijau, dan 1 kg telur ayam.

Yang mengejutka­n, D mengambil sembako di sebuah agen atau e-warong yang tidak menjual sembako. Agen itu penjual peralatan sekolah. Sebelum pengambila­n sembako, ATM atau KKS (kartu keluarga sejahtera) dari para KPM dikumpulka­n. Lalu diserahkan kepada agen. ”Pihak agen yang menggesekk­an ATM itu,” ungkapnya.

Sementara itu, penyelidik­an dugaan penyimpang­an BPNT terus bergulir. Beberapa waktu lalu bank penyalur dikabarkan sudah memenuhi panggilan Unit Tipikor Polres Gresik. ”Pihak bank sudah datang sini untuk memberikan keterangan,” ujar Kasatreskr­im Polres Gresik AKP Bayu Febrianto Prayoga kepada wartawan kemarin.

Namun, baru keterangan dasar yang diperoleh dari pemeriksaa­n perwakilan bank penyalur tersebut. Karena itu, mungkin pihaknya akan memanggil lagi minggu depan. ”Kami akan terus melanjutka­n proses yang sedang berlangsun­g. Namun, tidak bisa terburu-buru,” tegasnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia