Rancang RS Kontainer dengan Smart System
Mahasiswa ITS Sabet Emas di Young National Scientist Fair 2020
SURABAYA, Jawa Pos – Seiring meningkatnya pasien Covid-19, kebutuhan fasilitas karantina pasien virus korona juga tinggi. Itu membuat lima mahasiswa Departemen Teknik Fisika ITS mencetuskan ide untuk merancang rumah sakit (RS) yang cepat dibangun. Mereka menciptakan Rancang Bangun Integrated Smart and Sustainable Container Hospital. Berkat inovasi tersebut, tim Tiksna Falcata itu berhasil menyabet medali emas pada kategori Physics and Engineering di ajang Young National Scientist Fair (YNSF) 2020.
Mereka adalah Robert Ciputra Hermantara, Handy Suryowicaksono, Syaharussajali, Akbar Anugrah Putra, Aulia Rayimas Tinkar, dan Bagas Hani Pradipta. Ketua Tim Tiksna Falcata Robert Ciputra Hermantara, inovasi tersebut berawal dari tingginya kasus Covid-19 yang membuat kapasitas rumah sakit penuh. Dari situ, muncul ide untuk solusi permasalahan tersebut dengan merancang rumah sakit kontainer. ”Kalau tempat penanganan pasien sudah overkapasitas, berdampak pada pasien yang tidak tertangani dengan baik,” katanya.
Idenya adalah menggunakan kontainer dan memanfaatkan sifat portabel. ”Jadi, mudah dipindahkan dan rumah sakit kontainer juga dilengkapi dengan fitur smart system,” ujarnya.
Robert menambahkan, ada beberapa fitur untuk ruang isolasi yang dibuat dengan pembatasan fisik sesuai dengan standar dan protokol kesehatan dari Kementerian Kesehatan dan World Health Organization (WHO). ”Sehingga, sangat aman digunakan sebagai fasilitas karantina pasien Covid-19,” katanya.
Robert menuturkan, RS dapat disusun dengan kapasitas 25 kontainer. Setiap kontainer terdiri atas dua ruang kamar pasien serta toilet. Selain itu, ada satu control room untuk tenaga medis yang memonitor kondisi pasien.
Human machine interface (HMI) di control room berfungsi untuk tenaga medis atau operator dalam mengendalikan kondisi bangunan kontainer. Baik temperatur, kelembapan, pencahayaan, penggunaan energi, maupun monitoring kondisi pasien. ”Selain di ruang kontrol, petugas rumah sakit dapat monitoring kondisi bangunan dan info pasien melalui aplikasi yang dihubungkan secara langsung dengan gawai terkait,” jelasnya.
Robert menyebutkan, ada beberapa kendala saat merancang rumah sakit kontainer. Salah satunya, terkait dengan masalah koordinasi di tengah pandemi Covid-19. Meskipun demikian, semua itu bisa dilewati dengan baik. Kini rancangan rumah sakit kontainer berhasil meraih special award dan berhasil bersaing dengan perguruan tinggi hebat di Indonesia. ”Kami juga akan lanjut berkompetisi di Malaysia,” ujarnya.