Wali Kota: Berhenti Sebut Sekolah Pinggiran
Kemarin Resmikan SMPN 60 di Kenjeran
SURABAYA, Jawa Pos − Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kembali meresmikan sekolah menengah pertama (SMP) di Surabaya Utara. Kemarin (24/8) peresmian bangunan baru itu dilakukan di SMP Negeri 60 Kecamatan Kenjeran. Dia meminta agar para guru tetap menjaga kesehatan dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Menurut Risma, guru menjadi garda depan untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia. Karena itu, pihaknya mengajak untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Dengan begitu, guru dapat menjadi contoh dan teladan bagi murid-muridnya. ”Kondisi saat ini memang beda. Jangan bersalaman dulu dan jaga jarak, itu yang penting,” ujarnya kemarin.
Dia menambahkan, guru memiliki peran penting dalam memutus persebaran virus korona jenis baru atau Covid-19. Sebab, menurut dia, guru merupakan indikor dari kualitas hidup manusia.
Dia menjelaskan, jika guru-guru tumbang dan jatuh sakit, tentu proses peningkatan pembangunan manusia menjadi terhambat. Dia mengakui, pendidikan daring memiliki dampak positif dan negatif. Namun untuk kondisi pandemi Covid-19, pembelajaran daring menjadi salah satu solusi untuk mencegah penularan. ”Kalau ingin cepat selesai, ya kita harus mematuhi protokol kesehatan dan disiplin. Itu kuncinya,” tegas mantan kepala bappeko itu.
Dia juga mengatakan agar berhenti untuk mendefinisikan sekolah pinggiran dan favorit. Sebab, semua hal itu ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya.
Dalam peresmian SMP Negeri 60 Surabaya itu, Risma bersama pejabat terkait juga mengunjungi sejumlah fasilitas. Mulai ruang kelas hingga ruang kesenian yang dibuat khusus untuk menunjang pembelajaran dan meningkatkan potensi yang dimiliki siswa. Di sela-sela kunjungannya, Risma juga membagikan masker kepada beberapa anak yang turut menyaksikan peresmian gedung tersebut.
Kepala SMPN 60 Surabaya Gatut Ponco mengapresiasi peresmian yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya. Dia menambahkan, proses pembelajaran di sekolah yang beroperasi sejak 2017 itu kini bisa lebih optimal.
Dia juga mengajak wali kota Surabaya untuk berkunjung ke beberapa ruang pembelajaran. Di antaranya, laboratorium IPA, komputer, UKS, perpustakaan, hingga ruang bimbingan konseling. ”Kalau tidak ada Covid-19, tentu sudah berjalan dan bisa menampung 29 rombel,” jelasnya.
Dia menambahkan, meski dalam situasi online, pihaknya tetap mengupayakan pembelajaran yang maksimal. Juga mengedepankan komunikasi intens, baik dengan guru, murid, maupun orang tua.