Warga Tak Sabar karena Takut Antre Pencairan Lama
Banyak Penerima BST Tak Patuhi Protokol Kesehatan
SURABAYA, Jawa Pos - Pencairan bantuan sosial tunai (BST) tahap keempat dilakukan secara serentak di sepuluh lokasi mulai kemarin (28/8). Selain di kantor pos, pencairan juga dilakukan di Terminal Wisata
Ampel (TWA). PT Pos Indonesia mengevaluasi pembagian bantuan di lokasi tersebut karena banyak warga yang tidak tertib.
Di TWA, terdata 3.327 keluarga penerima manfaat (KPM) yang dijadwalkan mengambil bantuan kemarin. Mereka berasal dari tiga kelurahan. Yakni, Kelurahan Sidodadi, Simokerto, dan Krembangan Utara.
Warga datang sejak pagi. Awalnya, mereka tertib menunggu di kursi yang disediakan oleh panitia. Namun, situasi berubah seiring bertambahnya waktu. Banyak KPM yang berdesak-desakan dan tak menjaga jarak. Mereka mengabaikan physical distancing
Kepala Kantor Pos Surabaya Dino Ariyadi menjelaskan, petugas sudah melakukan persiapan dengan sebaikbaiknya. Termasuk, mengimbau masyarakat untuk jaga jarak. ”Tapi, banyak yang belum sadar. Mereka kembali lagi usai ditegur,” kata Dino.
Menurut dia, pencairan di TWA akan dievaluasi. Kantor pos akan bekerja sama dengan berbagai instansi untuk mengatur pencairan.
Termasuk, kepolisian.
”Kami juga menemukan, masih ada yang tidak pakai masker. Itu juga akan dibahas,” kata Dino. Dia menyebutkan, ada kemungkinan petugas akan bertindak tegas. KPM yang tidak memakai masker tidak akan dilayani. ”Untuk mengantisipasi, kami juga menyiapkan masker cadangan,” tambahnya.
Pencairan BST tahap keempat berbeda jika dibandingkan dengan sebelumnya. Dari segi nilai, angkanya lebih kecil. Pada tahap keempat, jumlah uang yang diberikan hanya Rp 300 ribu.
Dino menjelaskan, pencairan bantuan akan dilakukan selama sepekan. Jadwalnya sudah diatur. Termasuk, jam berapa KPM harus datang ke kantor pos.
”Kami juga mengingatkan pengurus RT/RW untuk menyosialisasikan soal waktu. Warga tidak boleh ngawur,” tutur Dino. Sebab, ketidakdisiplinan warga jadi pemicu keruwetan.
Contohnya yang terjadi di TWA. Di lokasi tersebut, banyak warga yang mengabaikan jam pengambilan BST. Di undangan, tertera pukul 11.00. Namun, mereka sudah hadir pukul 08.00. ”Dampaknya, KPM berdesakan. Warga yang datang lebih awal justru membuat persoalan,” pungkas Dino.
Rusmiyati, salah satu KPM, menyatakan dapat jadwal pengambilan BST pukul 10.00. Meski begitu, dia sengaja datang pagi. ”Ya takut lama antrenya. Makanya, datangnya pagi,” ucap dia.