Optimistis Pasar Membaik
SURABAYA, Jawa Pos – Konsumsi aluminium global sampai 2023 bakal mencapai 70,8 juta ton. Permintaan aluminium tahun depan juga diprediksi pulih. Sebab, perekonomian mulai bergeliat setelah sempat kuntara akibat pandemi.
Corporate Secretary PT HK Metals Utama Jodi Priyono menjelaskan, optimisme tersebut didukung para pelaku industri transportasi yang berencana meningkatkan produksi NEV (new energy vehicle). Mereka akan menggunakan aluminium sebagai salah satu bahan bakunya. Selain itu, sektor konstruksi bakal lebih banyak memakai ekstrusi aluminium sebagai sekat pembatas dan rangka jendela. Dengan begitu, tercipta sirkulasi udara yang lebih baik untuk mengantisipasi persebaran virus.
”Faktor lain yang membuat prospek bisnis aluminium masih cerah adalah kebutuhan yang belum semuanya bisa dipenuhi PT Inalum sebagai produsen aluminium terbesar Indonesia,” terang Jodi kemarin (31/8). Berdasar data yang dia miliki, pada 2018 Inalum hanya mampu memenuhi 31 persen dari total permintaan dalam negeri.
Secara terpisah, PT Alumindo Light Metal Industry Tbk (ALMI) sebagai produsen aluminium Maspion Group juga mengupayakan reposisi pasar tahun ini. Caranya adalah meningkatkan penjualan di pasar domestik. CEO Maspion Group Alim Markus menyebutkan bahwa capaian penjualan bersih perusahaan di era pandemi ini tercatat 28,2 persen pada semester pertama.
”Berkelanjutannya perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok serta adanya pandemi global Covid-19 ini memperburuk kondisi perekonomian,” ujar Alim. Karena itulah, manajemen ALMI berfokus pada pasar domestik. Juga mengendalikan biaya, meningkatkan produktivitas, dan menjajaki kerja sama dengan mitra strategis demi meningkatkan revenue.