Belum Simpulkan Penyebab Kebakaran
Keluarga Pemilik Toko Dikenal Pendiam
SURABAYA, Jawa Pos – Keluarga pemilik toko elektronik di Jalan Kranggan 21 yang tewas dalam insiden kebakaran Minggu pagi (30/8) dikenal tertutup. Ulet bekerja, berinteraksi dengan warga sekitar seperlunya. Meski begitu, beberapa tetangga mengenal mereka sebagai pribadi yang peduli.
Misalnya, yang diungkapkan Adi, petugas parkir di Jalan Kranggan. Setiap hari tidak banyak aktivitas di luar toko yang dilakukan lima orang itu. Kecuali melayani pembeli. Sesekali ketika berpapasan, mereka melempar senyum.
’Mari,Pak,’ kataAdiyangmenirukan ucapan Budi Susanto, salah seorang penghuni toko yang juga berfungsi sebagai tempat tinggal itu. Budi merupakan salah satu korban tewas dalam insiden memilukanpadaMinggupagi.Disapa begitu, Adi sering kali hanya membalas dengan senyum.
’’Memang orangnya tidak pernah ngajak ngomong,’’ jelas lelaki 40 tahun tersebut.
Meskipendiam,keluargapemilik tokoitu,menurutAdi,dikenalsebagai pribadi yang mempunyai simpati tinggi.SalahsatunyaketikaLebaran, Adiselalumendapatbingkisanatau salam tempel dari Budi. Adi mengatakan, sambil bersalaman, Budi biasanya mengucapkan, ’ Mohon maaf lahir batin ya, Mas.
Ucapan itu, lanjut Adi, begitu membekas. Dia terkesan dengan keluarga pendiam itu. Adi mengetahui keluarga pemilik toko tersebut nonmuslim
AKBP SUDAMIRAN Kasatreskrim Polrestabes Surabaya
J
Karenaitu,ucapanselamattersebut membuatnya makin terkesan. Di lokasi tak jauh dari Adi, seorang perempuan paro baya berdiri sambil membawa tas kresek hitam. Perempuan bernama Sutiyat itu terlihat shock di depan toko yang masih dipagari garis polisi tersebut. Kemarin siang, seperti rutinitas sehari-hari, dia sebenarnya ingin menawarkan ote-ote porong kepada Sinyo, panggilan akrabnya kepada salah seorang lelaki pemilik toko.
Ari Wibowo, pedagang kopi dan makanan di samping toko elektronik Sumber Jaya itu, mengatakan hal serupa. Tidak banyak percakapan antara dirinya dan pemilik toko elektronik yang biasanya buka mulai pukul 11.00 hingga 21.00 tersebut.
’’Biasanya yang paling kecil (Alexander, Red) beli dagangan saya,’’ ucapnya. Yang dibeli kadang nasi bungkus dan es cokelat instan. ’’Beli juga jarang. Kalau ditanya menjawab ,’’ tuturnya.
Kemarin siang tim dari Labfor Mabes Polri Cabang Surabaya melakukanolahtempatkejadian perkara untuk mengetahui penyebabkebakaran.Sekitardua jamtimmengubek-ubektokoyang sebagian besar sudah hangus itu.
Setelah melakukan olah TKP, seorang petugas membawa keluar sekitar lima kantong plastik yang berisi serpihan abu dan lilitan kabel. Barang-barang itu akan dibawa ke markas untuk penyelidikan lebih lanjut.
Seperti diberitakan sebelumnya, lima orang tewas dalam insiden kebakaran tersebut. Mereka sekeluarga. Paling tua Meiliana, 60, dan paling muda anak bungsunya Alexander, 15. Selain mereka, tiga bersaudara Eli, Agus Susanto, dan Budi Susanto turut menjadi korban.
Anak keempat pemilik toko, Chandra Putra Susanto, selamat. Dia tidak tinggal di toko seperti empat saudaranya. Chandra dimintai keterangan oleh tim labfor terkait kondisi ruangan. Termasuk denah toko yang memiliki luas 6 x 17 meter tersebut.
Kasatreskrim Polrestabes AKBP Sudamiran mengatakan, hingga kemarin sudah ada lima saksi yang dimintai keterangan. Polrestabes saat ini masih menunggu hasil penyelidikan tim labfor yang sudah melakukan penelitian di lokasi.
’’Di antara saksi yang kami periksa, ada yang menyaksikan langsung kejadian. Ada juga warga sekitar lokasi,’’ jelasnya. Hasil pemeriksaan saksi dan labfor itu nanti dianalisis untuk menyimpulkan penyebab kejadian. Apakah ada indikasi unsur kesengajaan atau kelalaian pemilik.