Jawa Pos

Memindai Covid-19 dari Kadar Oksigen

-

SURABAYA, Jawa Pos – Gejala Covid-19 terus berkembang. Masyarakat tidak bisa lagi hanya terpaku pada batuk, pilek, dan demam. Belakangan, gejala happy hypoxia marak diperbinca­ngkan karena pasien dengan saturasi oksigen rendah masih merasa normal.

’’Kegiatan apa pun masih tetap dilakukan. Padahal, saat dicek, kadar oksigennya sudah di bawah normal,’’ ujar dr Ervina Tendean, dokter IGD Covid-19 National Hospital. Kadar oksigen normal berada di kisaran 95–100 persen.

Kepala Satgas Penanganan Covid-19 National Hospital dr Bambang Susilo Simon SpP FCCP FAPSR FISR menjelaska­n, rasa sesak tidak muncul lantaran kadar O2 turun secara perlahan. ’’Jadi, badan punya waktu untuk beradaptas­i,’’ jelasnya.

Memang, ada perubahan secara fisik seperti detak jantung lebih cepat, napas lebih ngosngosan setelah naik-turun tangga, hingga mudah lelah. Jantung lebih berdebar-debar karena dalam tubuh lebih banyak oksigen dari darah yang dipompa jantung.

Bambang menyaranka­n pasien segera mengecek kadar oksigen jika mengalami gejala tersebut. Apalagi bila berisiko tinggi terpapar dari lingkungan. ’’Pakai pulse oximeter, kan tinggal dijepit di telunjuk atau ibu jari, sudah langsung kelihatan angka,’’ paparnya.

Pria berkacamat­a itu mengakui, pertolonga­n pertama di rumah hanya bisa diberikan jika terdapat bantuan oksigen. Namun, jarang sekali ada keluarga yang memiliki fasilitas semacam itu.

Ervina meminta pasien tidak menunggu hingga sesak untuk datang ke rumah sakit. Jika sudah ditemukan penurunan kadar, pasien tentu membutuhka­n bantuan oksigen.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia